T = Antara sains dan agama biarkan berjalan di relnya masing-masing. Tak perlu dipadu padankan atau diselaraskan. Juga tak perlu dinanti kapan bisa sejalan. Berbagai penemuan dan teori ilmiah diciptakan bertujuan utama untuk kemaslahatan umat manusia. Begitu pula sebaliknya, ajaran agama mustinya memberikan ajaran moral semata, tak perlu dikemas sedemikian rupa agar berbau-bau ilmiah karena malah menyesatkan.

J = Pendapat seperti di atas merupakan batu pijakan terakhir sebelum orang menjadi agnostik atau tidak percaya lagi segala macam klaim dan ajaran agama. Bahkan negara-negara Eropa Barat yg liberal itu juga harus melewati tahap ini pula ketika diajarkan bahwa sains adalah sains, dan agama adalah agama sekitar pertengahan abad lalu. Dikatakan pula bahwa kita tidak boleh mencampur-adukkan antara sains dan agama.

Setengah abad perlu dilewati lagi sampai akhirnya mereka bisa bilang bahwa agama sudah ditendang dengan sempurna. Agama sudah masuk dalam blik pribadi masing-masing orang, dan sama sekali tidak pantas untuk dibicarakan di muka umum karena semua orang sudah tahu bahwa agama berisikan pembodohan massal yg terakhir dan sempurna.

Tanpa perlu secara eksplisit dibilang bahwa agama adalah buatan manusia, akhirnya orang akan menyadari bahwa benar agama adalah buatan manusia. Bahkan "Allah" sendiri juga buatan manusia. Konsep saja. Sintetik.

Banyak juga orang Indonesia yg sudah sampai pada tahap pengertian seperti itu. Tetapi kalau ditanya tetap saja akan memberikan lip service, seolah-olah ikut mendukung bahwa ada agama yg benar dan diturunkan oleh "Allah". Pedahal orangnya sendiri sudah menjadi agnostik. Like most of us here.

Agnostik artinya menyadari bahwa agama cuma berisikan pemikiran. Dan tidak perlu diikuti kalau tidak suka. Dan tidak ada Tuhan maupun Setan seperti digambarkan dalam tulisan-tulisan bernapaskan keagamaan. Agnostik artinya menyadari bahwa agama cuma dibuat untuk manusia yg tidak berpendidikan. Semakin berpendidikan orangnya, maka semakin tidak beragama. Semakin agnostik.

Yg ada cuma lip service. Seremonial. Tradisi. Dan itu tentu saja tidak perlu iman. Kita tidak perlu iman untuk mengerti bahwa segala pemaparan keagamaan cuma hasil karya manusia masa lalu yg cara berpikirnya berbeda dengan manusia Post Modern. Sebagian dari kita sudah masuk dalam masa Post Modern. Sebagian lagi masih berada di masa "Modern" (dalam tanda kutip).

Masa modern itu periode yg sudah lewat bagi negara-negara maju, tetapi baru dimasuki oleh negara-negara berkembang, termasuk kita di Indonesia. Masa modern dicirikan oleh kata-kata mutiara bahwa sebaiknya sains dan agama jalan sendiri-sendiri saja. Tidak bisa disatukan. Tetapi, kalau kita mau berpikir, maka kita akan bisa tahu juga tahap mana selanjutnya yg akan kita masuki setelah ini. Kalau kita tidak mau berpikir juga tidak dilarang. Kita akan bermanis-manis saja sementara banyak manusia menjadi agnostik dan bahkan atheist di sekitar kita dalam hitungan detik. The change is very fast in Indonesia these days. Agnostisme dan atheisme tidak jelek dan tidak pula bagus. Sama saja seperti agama-agama, tidak ada yg jelek dan tidak ada yg bagus.

Yg ada cuma persepsi, cara pandang. Urusan pribadi masing-masing orang yg bisa berpikir tanpa perlu dicocok-hidung seperti kebiasaan yg dipraktekkan oleh institusi agama bahkan sampai saat ini.

T = Kuat dugaan bahwa apa yang dituliskan kaum Semit dalam Torah (Taurat) sebenarnya adopsi dan 'mnemonic history' dari budaya Mesir Kuno (Ancient Egypt) dan peradaban maju lainnya. Jauh sebelum kaum Semit menjadi sekumpulan manusia yang beradab, Mesir sudah mencetak bangsa yang unggul dalam semua hal: seni, budaya, teknologi, politik, ilmu pengetahuan dan lainnya. Ada masa kaum Semit mengembara hingga ke Egypt dan berinteraksi dengan mereka (kisah Abraham, Moses, dan nabi-nabi lainnya).

J = Intuisi saya bilang seperti itu.

Apa yg diagungkan di Indonesia sebagai Nabi Musa AS itu cuma tokoh mitos, ciptaan kejeniusan orang Yahudi ribuan tahun yg lalu. Musa itu Moshe, artinya "anak" dalam Bahasa Mesir. Kitab Genesis yg merupakan acuan dasar dari kaum Creationist dipercaya ditulis oleh Musa. Isinya tentang penciptaan langit dan bumi oleh Yehovah Elohim. Yg haram diucapkan oleh orang Yahudi itu nama Yehovah, diterjemahkan sebagai "Tuhan" dalam bahasa Indonesia. Sedangkan Elohim diterjemahkan sebagai "Allah".

Yehovah atau JHVH adalah Tuhan yg impersonal. Bisa juga dibilang menyimbolkan prinsip keseimbangan dinamis alam semesta oleh empat unsur: Udara, Air, Api, Tanah. Dan itu diharamkan untuk disebut dengan sia-sia. Diharamkan oleh Taurat Musa. Taurat Musa adalah syariat Yahudi. Syariat Yahudi mengharamkan disebutkannya nama Tuhan atau Yehovah, nama itu tidak boleh diucapkan bahkan dalam peribadatan sekalipun. Nama itu hanya boleh diucapkan satu tahun satu kali oleh imam besar di dalam ruang maha kudus di kuil Yahudi di Yerusalem.

Yg bisa diucapkan adalah kata penggantinya seperti Adonai, atau berbagai asmanya seperti El Shaddai, El Shabaoth, dan Eloah. Eloah itu adalah Tuhan yg personal. Dan inilah yg diangkut ke Arab sebagai "Allah". Makanya tidak heran betapa murahnya orang yg mengikuti tradisi Arab mengucapkan kata "Allah". Allah ini Tuhan pribadi, milik orang per orang, dan boleh diobral semurah-murahnya, tidak haram. Yg suci dan tidak bisa dikompromikan itu Jehovah. Dan kemungkinan besar yg itu tidak ikut terangkut ke Arab.

Pada pihak lain, dasar filsafat Jehovah itu kemungkinan besar juga dicomot begitu saja oleh tokoh mitologis Musa atau Moshe yg belajar sampai usia 40 tahun di istana Firaun Mesir. Dia berhasil merangkum segala hikmah dari budaya Mesir Kuno. Sayangnya apa yg dimengerti oleh Musa tidak bisa terbawa semuanya sampai ke masa kini, karena manusia yg naluriah selalu terjebak dalam Tuhan yg personal itu, yg bisa kita konsepkan. Yg bisa kita pelintir dan buat sesuka hati kita. Kita mau bilang apapun tentang Tuhan yg personal akan oke saja. Sifatnya personal atau suka-suka.

Tuhan personal atau Allah adalah Tuhan yg dikonsepkan. Dan prinsipnya adalah suka-suka. Kita maunya buat Tuhan model apa, ya jadilah itu. Tetapi Tuhan yg impersonal tetap. Bahkan Musa cuma bisa menuliskan: Aku adalah Aku, eheieh asher eheieh. JHVH: Yehovah: Udara – Air – Api – Tanah. Unspeakable. Full stop.

Musa itu tokoh mitos. Bisa dinobatkan sebagai "nabi" (dalam tanda kutip). Cara menobatkannya juga mudah saja, yaitu tinggal menyebutkan bahwa Musa itu seorang nabi. As easy as that. Buat teman-teman yg masih rancu, sekali lagi saya tegaskan bahwa merupakan HAM Kebebasan Berbicara dan Kebebasan Beragama bagi setiap orang untuk menobatkan nabi baru. Kita tidak usah takut dengan orang beragama yg akan mencak-mencak melihat bahwa kita sudah tahu bahwa Indonesia sudah meratifikasi konvensi PBB tentang HAM Universal.

Hak Azasi Manusia (HAM) itu mutlak. Kita bebas berpendapat apa saja. Kita bebas beragama ataupun tidak beragama. Basic rights, hak dasar manusia. Dan HAM itulah yg berusaha dikaburkan oleh institusi agama, terutama yg berasal dari golongan Islam. Secara umum, Islam bertujuan melakukan pembodohan massal yg terakhir dan sempurna terhadap seluruh umat manusia. Semakin bodoh manusianya, maka Islam akan semakin bebas merajalela. Tidak boleh dibantah ajarannya walaupun tidak masuk akal.

Saya tidak mendebat ajaran agama. Yg saya lakukan hanyalah memperlihatkan bahwa semua agama itu buatan manusia. Ayat-ayat dalam Quran, Alkitab, dsb… semuanya merupakan buatan manusia belaka, walaupun di-klaim diturunkan oleh malaikat. Pedahal tidak ada malaikat. Yg ada cuma si manusia sendiri yg sekarang dinabikan dan dipuja-puji setinggi langit. Pedahal sang nabi itu cuma manusia biasa saja, tidak ada bedanya dengan anda dan saya.

Kini sudah saatnya kita berbicara langsung kepada orang yg jualan Tuhan. Bilang saja bahwa kita tidak tertarik dengan agama yg dia tawarkan. Bilang saja bahwa Islam membawa laknat ke atas dunia (dan itu memang benar). Bilang saja bahwa kita tidak perlu konsep Allah yg ada di dalam Islam. Bilang saja bahwa kita bisa membuat konsep Allah sendiri. Kita bisa menobatkan nabi wanita dan nabi pria sendiri. Semuanya bisa kita lakukan, namanya HAM. Hak Azasi Manusia. HAM Kebebasan Beragama dan HAM Kebebasan Berbicara.

Yeah !!!