Berdasarkan rasa takut yang amat dalam, tulisan ini harus dirilis juga. Kata-kata yang keluar tidak atas nama siapapun, dan tidak mewakili siapapun, kecuali bersumber dari hati kecil yang paling dalam, hati yang semakin hari semakin lemah dan mendekati putus asa.


Dari titik mana harus dimulai, sebagai rakyat kecil, kita memandang
persoalan bangsa ini sudah sedemikian rumitnya. Daya nalar yang sangat
terbatas, pandangan mata yang semakin redup, sedang kita sebagai rakyat
bukan orang yang paling tahu permasalahan bangsa ini.


Batas waktu sejarah yang kita khawatirkan bersama seakan segera tiba,
ekses-ekses politik semakin hari semakin mencemaskan bangsa ini, semakin
hari semakin mencekam, kekacauan, demontrasi yang tiada henti, masalah
pilkada dimana yang kalah tidak menerima kekalahannya, masalah tanah,
masalah pedagang kaki lima, soal ganti rugi Lumpur Lapindo yang tak
kunjung selesai, Satpol PP dengan sikap arogan menyikat para pedagang
kakil lima yang mencari nafkah,para TKI yang dianiaya, dan yang ditipu,
pengangguran yang makin tinggi karena sektor informal yang terpasung,
kemiskinan semakin parah, kecelakaan yang merenggut banyak nyawa, darah
muncrat diseluruh santreo nusantara, kejadian-kejadian yang sangat
mengerikan bisa kita lihat setiap hari melalui media masa,
koran,televisi, adegan-adegan yang sangat mengerikan seperti semakin
terbiasa disekitar kita.


Anehnya kita tidak melihat seorangpun yang berusaha bicara vocal
tentang kesemrawutan itu, justeru para pakar semakin asyik dengan
kririk2 tanpa solusi, para pejabat saling lempar tanggung jawab, para
Anggota Dewan Terhormat asyik dengan hal-hal yang tidak ada sangkut
pautnya dengan beras mahal,mereka lebih suka membahas interpelasi dari
pada memikirkan rakyat yang diwakilinya, harga BBM yang membumbung,
harga sayur yang mencekik, bayi kurus kering yang merintih karena susu
mahal,rakyat sakit tak sanggup membeli obat yang mahal, partai politik
sibuk dengan jatah jabatan basah, mentri sibuk mikirin setoran kepartai,
sementara para ibu-ibu pusing karena minyak goreng semakin mahal.


Polisi yang diandalkan sebagai pengayom masyarakat semakin hari semakin
ragu-ragu dalam bertindak..!. Rakyat sepertinya terbiarkan dalam
kekacauan, perang antar keyakinan, rakyat yang membisu melihat tragedi
Umat Islam dan umat Kristen yang saling bantai dibeberapa pelosok
negeri, rakyat yang tak tahu apa-apa menyaksikan tanpa daya.

Itulah realitas situasi Negara ini,ada apa dengan negeri ini..?Keadilan
yang tak pernah adil, kemanusiaan yang tak berperi lagi, musyawarah yang
tidak pernah sepakat,keadilan sosial yang tak pernah ada, itulah
situasi carut marut yang kita saksikan tiap hari. Konflik antar penganut
agama yang terlalu berlarut-larut,kenapa kondisi ini disepelekan
olehpemerintah..?Ada apa dibalik semua itu..? Penari liar yang tersuguh
dengan apik dihadapan presiden, sungguh suatu pemandangan yang sangat
tidak masuk akal..!Kita semakin hari semakin muak dengan omongan aparat
yang tak menentu,tak ada kearifan lagi, tak ada rasa malu lagi. Akankah
konflik ini dibiarkan berlarut-larut ? Kenapa tenang-tenang saja..?
Apakah harus kita tunggu saling lempar batu yang pada akhirnya akan
memercikkan api kekacauan ? Apakah power untuk turun kejalan diseluruh
satreo negeri harus terulang lagi..? keganasan tanpa kendali membuat
bulu kuduk ini berdiri.


Kenapa semua kondisi itu disepelekan ?

Mengingat situasi Negara yang semakin hari semakin jadi tanda tanya
besar, kenapa situasi seolah semakin tak menentu..!? seharusnya
pemerintah segera mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu,
menghadapi situasi yang demikian sulit, jalan terbaik yang harus
ditempuh adalah menggabungkan antara diplomasi dan kedisiplinan kekuatan
militer. Sangat terasa saat ini kekuatan angkatan bersenjata seperti
dikesampingkan oleh para sipil yang terlalu asyik berbagi keuntungan dan
bagi-bagi jatah jabatan.Diera reformasi, supremasi sipil sudah terlihat,
namun pergulatan politik antara elite politik sipil khususnya partai
politik semakin berkepanjangan. Walupun fungsi dan tugas TNI telah
dikembalikan dan difokuskan untuk mempertahankan dan melihara eksistensi
kedaulatan bangsa dan negara tetap saja terjadi gesekan-gesakan antara
sipil dan TNI yang semakin hari semakin mengentara walau tidak mengemuka
secara transparan, namun ketidak saling percayaan antara sipil dan TNI
itu sangat jelas, itu dapat dibuktikan dengan didirikannya partai-partai
politik oleh beberapa purnawirawan sebagai lawan tanding nantinya pada
pemilu tahun 2009.


Sebetulnya Negara saat ini dalam keadaan sudah sangat memprihatinkan,
legitimasi seorang kepala Negara yang seharusnya mempunyai peran yang
menentukan dalam fungsi-fungsi politik, administrasi dan ekonomi,
sepertinya sangat lemah, itu adalah akibat dari bagi-bagi jabatan tanpa
menghiraukan keselamatan bangsa dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.Kebanyakan elite politik saat ini cenderung saling curiga , ada
yang bilang sebagian ingin mempertahankan statusquo, sebagian lagi
dikatakan ingin mengganti Pancasila sebagai dasar Negara, kondisi
seperti ini dibiarkan berlanjut, rakyat yang tidak tahu apa-apa semakin
gamang, para politikus, para pakar partai politik sering merasa bahwa
hanya pendapat partainyalah yang benar, masing-masing mempertahankan
pendapatnya dengan gigih, sementara kehidupan rakyat semakin tersiksa
dengan kebutuhan pokok yang setiap hari semakin membumbung tinggi,
Presiden terpilih bingung tak tahu harus berbuat apa,
sebabharapan.."bersama kita bisa.." tidak didukung oleh orang
sekeliling, masing-masing pejabat tampil untuk kepentingan partainya
sendiri,masing-masing tampil dengan ke-aroganan-nya sendiri, rakyat
bingung, hukum seperti mandul.

Sebetulnya apa yang ditunggu oleh para elite ..? Revolusikah ..? Perang
saudarakah..? memporak-porandakan NKRI-kah..? RMS dengan tarian
seronoknya sambil mengibarkan benderanya berhasil menerobos tembok
pertahan keamanan yang katanya sudah oke semua, kemudian rakyat Papua
yang minta referendum, akankah situasi ini dibiarkan..?


Dimana Polisi..?Dimana TNI..?

Memang berbagai kekerasan masa lalu harus diakui sangat merusak mental
segenap anggota TNI, termasuk Polisi, dulu prinsip-prinsip kedaulatan
rakyat dilanggar tanpa batas termasuk prinsip-prinsip hukum dan
perudang-undangan, kondisi ini membuat TNI dan Polisi harus ekstra
hati-hati dalam bertindak, apalagi ditambah hujatan-hujatan yang tiada
henti membuat lembaga ini serba salah,akibatnya timbul kelompok-kelompok
dimana masing-masing kelompok tersebut harus pandai-pandai memilah harus
berbuat apa..! Sementara itu situasi sudah menghendaki suatu action
penyelamatan bangsa, Negara sangat mendesak harus segera diselamatkan.


Partai besar seperti Golkar dan PDIP ber-aliansi..!Untuk apa..? negara
ini perlu penyelamatan sekarang..!! aliansi itupun masih khayal..! harus
dibuktikan nanti pada tahun 2009..!itupun kalau menang..! Saat ini
segenap bangsa perlu rekonsiliasi secara nasional, harus segera ..!,
guna nya agar hukum dapat tegak sebagaimana mestinya, tanpa penegakan
hukum secara tegas, jangan harap semuanya akan stabil, yang penting
hukum harus tegak..! Semuanya harus patuh hukum, tanpa kecuali, pejabat,
sipil, militer, rakyat, harus patuh hukum..!

Gejolak kenaikan harga pokok, beras,susu,bbm,minyak goreng, semua ini
indikasi ketidak beresan pemerintah dalam bekerja, demo para buruh yang
tidak mendapatkan keadilan dari pengusaha, bentrok antara aparat dengan
rakyat, baik urusan pedagang kaki lima, perkara gusur menggusur,
semuanya terjadi secara serentak..!? Kasus Lumpur Lapindo yang akan
menjadi duri dalam daging pada pemerintahan SBY, perkara Soeharto,
pengusaha yang merampok uang Negara, perkara HAM, semuanya itu dituntut
penyelesaiaan dalam waktu bersamaan.

Mampukah SBY…!