Kalau seorang caleg sejak awal tebar pesona dalam rangka memasarkan dirinya kemasyarakat sudah memanfaatkan uang, maka mulai saat itu, hubungan antara wakil rakyat dan masyarakat konstituennya sudah direduksi dengan hitung-hitungan uang, dan apapun urusannyanya akan membenarkan pameo, No Money No Honey..!

Sekarang sudah memasuki masa kampanye yang akan hiruk pikuk, urusan bagi-bagi duit akan semakin liar, jangan heran bukan hanya caleg yang memberikan penawaran, anggota masyarakatpun saat ini sudah berani mendekati sang caleg dengan janji akan memberikan dukungan sekian ribuan suara, asal…! Ya asal mendapatkan imbalan sepadan, baik materi/barang ataupun dalam bentuk uang..!! Sebaliknya tidak sedikit pula para caleg mengumbar janji akan memberikan santunan, seperti sembako, mesin bajak atau pupuk untuk petani ataupun mesin kapal untuk nelayan, atau memberikan uang dan lain sebagainya yang dijanjikan pada rakyat supaya memilihnya..! Situasi ini sebenarnya tak lebih dari bentuk peras memeras antara Caleg dengan massyarakat, hanya dibungkus dengan saling menawar..!
Karena rakyat sudah digiring dan terbiasa dinina bobokan dengan bagi-bagi duit itu, kalau ada caleg bersih yang jujur namun tak punya duit, dijamin pasti tidak akan laku.

Fenomena seperti ini akan terus berkembang sebab rakyat memang butuh duit untuk menyambung hidup, sementara para caleg bagi-bagi duit supaya dia dipilih, akibatnya akan melahirkan politik kepalsuan, akibatnya lagi akan melahirkan tokoh-tokoh politik munafik..! Coba simak ini dalam satu event sosialisasi sang caleg, dia bilang, :”kalau saya terpilih nanti, akan saya sumbangkan seratus persen gaji saya untuk rakyat..! Rakyat yang tidak ngerti ngangguk-ngangguk, padahal janji sang caleg adalah janji yang mustahil untuk mereka tepati, kenapa.? Sebab 20 persen dari gaji para caleg kalau mereka terpilih akan dipotong oleh partai yang mengusung mereka, betul-betul suatu kebohongan belaka..!! Wajah-wajah pembohong ini, wajah-wajah para munafik ini semakin hari semakin bertambah, dan masyarakat yang ngerti semakin geram, ironinya masyarakat yang tidak ngerti justeru lebih banyak daripada masyarakat yang ngerti..! Itulah kepalsuan politik yang akan ditanggung oleh bangsa ini, masyarakat tak peduli siapa calon yang mereka pilih, yang penting ada uangnya. Sistem check and balances tidak bekerja, masyarakat buta terhadap siapa calon yang dipilih, celakanya informasi tentang caleg yang bertanding, tidak ada sama sekali, baik dari partai, dari media massa, tak ada sama sekali informasi tentang latar belakang sang caleg, tak ada rekam jejak dari sang caleg untuk dipedomani, bagai mana kemampuannya, yang tahu hanya anak dan isterinya saja, masyarakat tak tahu sama sekali..!

Amat disayangkan memang, amat disayangkan..!bahwa petunjuk penting ini tidak pernah diperoleh oleh rakyat pemilih karena tak ada siapapun yang melakukannya. Akbibatnya caleg yang berperangai burukpun akan bisa terpilih selama dia punya duit untuk bikin baliho segede layar bioskop,spanduk disetiap prapatan, dan lain2 sebagainya. Akibatnya lagi moral sebagian bangsa ini akan semakin tererosi oleh kepalsuan dan kemunafikan tadi, dan dapat dipastikan akan terjadi lingkaran setan korupsi yang semakin parah. Rakyat minta disuap dengan sembako, uang, pokoknya take and give pun bisa dipasangkan disini..!kalau sudah dimintai duit terus, maka sang pejabat terpaksa mengeruk uang dari sumber mana saja walau haram sekalipun, ini harus dilakukan karena pejabatnya munafik, rakyatnyapun banyak yang munafik, artinya dua-duanya doyan mengkorup uang Negara..! Perkembangan politik seperti ini sangat buruk akibatnya, pikiran sebagian besar masyarakat sangat pragmatis sekali, asal ada uang sang politisi akan disanjung, akan dipilih tak peduli politisi itu bejat bahkan tidak bermoral sama sekali, akan tetap dipilih asal ada duit..!!

Maju jadi celeg hanya untuk diri sendiri, bukan untuk rakyat, ideology lupakan dulu, janji perjuangan ditong sampahkan, akibatnya moral politik jadi hancur lebur, dan korupsi tidak akan pernah bisa diberantas dinegeri ini. Untuk bertahan saja bangsa ini sudah ngos-ngosan, apalagi kalau kekuatan keuangan Negara digerogoti dari dalam oleh para pejabatnya. Dulu Bung Karno sangat yakin bahwa pasca kemerdekaan bangsa ini tidak akan miskin lagi, nyatanya sampai sekarang malah semakin miskin..!Salah siapa, kemiskinan itu bukan semata-mata kesalahan rakyat saja, tapi terlebih disebabkan karena para pemimpinnya yang tidak lagi mengurus rakyat, tapi mengurus diri sendiri.

Politisi yang negarawan sudah sangat langka dinegeri ini,kalau tidak mau disebut tidak ada lagi, yang ada hanya para “calo” politik yang berfikiran instant untuk memperkaya diri sendiri..!

Tinggal rakyat yang masih berpikiran lurus,(kalau mau), kita semua harus memilih sesuai dengan rekam jejak sang caleg yang banyak sedikit bisa kita identifikasi melalui sikap-sikap mereka selama ini,bias kita ketahui, melalui pernyataan-pernyataan publiknya selama ini, jangan dukung caleg yang suka umbar janji, apalagi janji yang tak masuk akal, sebab semakin banyak sang caleg mengumbar janji, semakin besar kemungkinan dia tidak bisa dipercaya, kenapa, karena mereka itu hanya sedang berlakon politik, berakting politik, walau mereka berwajah malaikat, , namun hatinya seperti setan..!!