Tag

 Pernah saya mendengar bahwa dalam hidup cuma ada 3 hal yang tidak bisa kita pinjamkan pada orang lain. Mereka adalah istri, celana dalam dan sikat gigi. Tapi bagi saya ada satu hal lagi, my Toyota Camry. Mobil ini saya beli baru di bulan Agustus 2003. Sejak odometer zero sampai 86.120 miles sekarang – cuma pernah ada satu orang selain Habe yang pernah menyetir mobil ini. Dia adalah sang adik yang tersiksa menyetir di samping abangnya yang bawel dan keseringan teriak memperingatkan agar dia tidak menginjakan rem terlalu keras, tidak menekan gas terlalu kencang dan segenap petatah petitih yang membuat adik saya nyerah dan tidak berani minjam atau nyetir itu Camry lagi.

 Camry adalah mobil ke 6 selama saya tinggal di Amerika. Mobil pertama saya dulu adalah Nissan Pulsar sport 2 pintu berwarna merah menyala. Kemudian saya ganti dengan Mazda 626 tahun 84 yang pernah saya bawa pulang pergi Los Angeles- Seattle, Los Angeles-Cheyenne,Wyoming. Lalu Mistubishi Galant tahun 99 yang fan beltnya rontok di Oklahoma City. Kemudian Ford Probe yang mesinnya wafat di Freeway 15 dekat Downtown. Dan terakhir Dodge Stratus 2001,mobil yang dalam dua tahun membuat saya bangkrut lantaran this piece of shit memiliki begitu banyak problem. Maka itu mungkin alasannya kenapa saya begitu sayang dengan Camry. Mobil ini selain mobil yang paling mahal yang pernah saya beli ( 5 mobil pertama harganya semua dibawah $ 8000 ) adalah juga mobil yang tidak pernah rewel dan paling sehati menemani kemanapun saya pergi.
 
 Anda boleh menyebut saya gila. Dalam soal mobil saya cenderung religious campur animis. Entah kenapa saya percaya bahwa my Camry itu seperti bernyawa dan sering setiap kali saya membuka garasi, seolah saya mendengar segenap Gremlin mengingatkan saya untuk misalnya mengganti ac filter, mencek air di radiator, atau sekedar menyuruh saya mencuci mobil. Itulah sebabnya saya selalu memberikan ritual yang terbaik buat Camry. Oli mobil misalnya saya ganti dengan fully Synthetic Oil Extended Performance yang paling mahal dari Mobil One. Dengan memberikan service terbaik, my Camry membalas dengan memberikan performa yang jauh lebih baik. Semacam take and give atau hubungan mutualisma dua arah yang saling menguntungkan.

 Camry ini yang menemani saya menembus badai salju di dekat Barstow kemarin. Dia juga yang membawa saya ke Salt Lake City dan Park City di Utah. Ribuan jam saya habiskan bersamanya. Menembus kepekatan malam di freeway di pertengahan gurun Mojave sampai mendaki sampai ski resort di Lee Canyon.Dari Mexicali di Mexico sampai ke Yosemite Valley di California. Tidak terhitung entah berapa kali saya tidur lelap dalam mobil ini. Berteman heater ditengah malam malam dingin di Arizona, sampa take a nap di pinggiran pantai Zuma. 86.120 miles bukanlah angka yang sedikit. Dalam 5 tahun itu sama dengan mobil ini keliling bumi lebih dari 3 kali ( 25.000 miles lingkar equator ).Dengan Camry suka dan duka dihabiskan bersama ( 2 tiket tilang dari polisi ) Menepa hujan batu es di Mount Charleston dan terik matahari summer di Death Valley. Hampir menabrak rusa di Zion National Park dan hampir ditabrak trailer di Monterey Park. Di beri telunjuk tengah beberapa kali oleh beberapa red neck dan memberi telunjuk tengah beberapa kali buat beberapa idiot chinese driver di Chinatown ( setelah yakin bahwa si cokin badannya tidak lebih gede dari Habe ).
 
  Camry ini yang menemani saya mampir ke perpustakaan 3 kali seminggu. Di dalamnya tertumpuk dengan rapih cd hasil burningan yang saya copy dari cd pinjaman dari Library. Kalau kangen masa lalu saya putar lagu instrumen "loves theme"nya Barry White mengingatkan saya sering menghayal keluar negeri waktu masih belum OKB dan tinggal di Karet Tengsin dulu. Kalau kangen Bandung saya putar kaset degung yang dulu beli di Sarinah. Kangen Yogya saya putar kaset gamelan. Dan segenap cd jazz seperti Spyrogyra,David Benoit, Grover Washington,Jr. Cd Indonesia ada beberapa tapi dari tahun kuda. Camry yang mengantar saya nonton konser Michael Franks di Sunset Station Casino. Juga nonton konser bareng George Benson bersama Al Jarreau dan musisi buta Raul Midon di Canary Casino. Atau menonton Air Suply yang nontonnya sambil berjatuh cintrongan dengan isi lagunya,Christopher Cross yang sudah botak tapi tetap bersuara merdu dan Gordon Lightfoot penyanyi Canada yang nampak
kurus bagai penghuni camp kosentrasi di Buchenwald tapi tetap bervocal mantap di New Orleans Casino.
 

 

 

 

 

 

Di kursi belakang terdapat beberapa buku.. Di dalam trunk terdapat payung, selimut dan kotak emergency persiapan jika ada gangguan di jalan. Hand phone saya yang murahan selalu ditinggal di kursi penumpang kanan. Radio stasiun saya preset 97.2 AM untuk mendengar talk show sedeng macam Michael Savage setiap saya pulang kantor. Interior masih nampak seperti baru lantaran OKB macam saya masih norak untuk selalu membuat sang mobil selalu nampak lebih kasep dan ganteng dari orang seperti bang Sohib dan sebangsanya.
 
Romance saya dengan my blue Camry adalah equal dengan Ki Broto yang jatuh cinta pada atheisme/agnotisme atau pada motor Harleynya.
 
December 31, 2008
 
Habe