Sambutan Liza Irman atas tulisan Eko Darminto (dimaut lengkap dibawah ini)  Saya ingat Eko Darminto ini, Jawa keblinger yang dulu anti MoU Helsinki yang bikin polemik berkepanjangan di milis ini. Sekarangpun kualitas tulisannya nggak beda dengan yang sudah-sudah, tidak berdasar pada realitas dan fakta, melainkan pada prasangka hasil dari fantasi politik keindonesiaannya (baca: jawa), sama sekali tanpa memperhatikan keunikan perilaku perpolitikan di Aceh-ditambah oleh sejarah dan karakter sosial orang Aceh (hal-hal yang saya yakin Eko Darminto si katak bego dalam tempurung yang merasa dunia hanyalah Jawa dan merasa semua orang berpikir, bertindakdan mengharap seperti orang Jawa ini sama sekali tidak paham).

Supaya si jawa keblinger ini nggak terlalu jauh bermimpi tentang
utopia kebangkitan Islamnya, perlu saya informasikan kalau, penerapan
syari'at Islam di Aceh saat ini bukanlah ide dari GAM apalagi hasil
perjuangan Irwandi dan Nazar, penerapan Syari'at Islam secara konyol
itu adalah ide dari penguasa dan pengambil kebijakan di Jakarta, yang
memandang Aceh dengan cara sama seperti dilakukan oleh si Jawa
keblinger bermental jajahan semacam Eko Darminto ini, dengan asumsi
bahwa orang Aceh adalah penganut Islam yang taat, tentunya mereka
menginginkan syari'at Islam, lalu diformalkan melalui usulan dari
DPRD siluman, yang dilantik jadi anggota DPRD lewat hasil Pemilu yang
sangat tidak kredibel, karena jumlah pemilih kurang dari 20%.

Melalui fantasi khas Jawanya pula si Eko Darminto ini mengartikan
bahwa taat dalam beragama dalam pandangan orang Aceh juga sama dengan
taat beragama menurut pandangan orang Jawa, yaitu ngebom sana-sini,
berdasarkan pada fantasi ini, Eko Darminto merasa kalau Irwandi dan
Nazar akan memperjuangkan pembebasan Amrozi, dan menganjurkan mereka
bekerja sama dengan MMI, FPI dan sejenisnya, oraganisasi-organisasi
berangasan yang mengatasnamakan Islam ini justru sangat dipandang
rendah dan dilecehkan oleh kebanyakan orang Aceh.

Perlu diketahui, justru sebaliknya salah satu masalah yang
memusingkan Irwandi dan Nazar saat ini adalah bagaimana cara
membatalkan berlakunya Syari'at Islam versi Indonesia ini tanpa
menimbulkan konflik di masyarakat Aceh,karena sebagian masyarakat
yang tinggal di desa-desa yang jauh dari Banda Aceh sudah mulai
terprovokasi oleh hukum bodoh ini.

Tentang Nazar yang calaon wakil gubernur ini, saya kenal secara
pribadi dengan dia, saya pernah beberapa kali mewawancarai dia,
pertama kali saya bertemu dia di acara pertemuan akbar masyarakat
Aceh untuk menuntut referendum tahun 1999 dan terakhir kali saya
mewawancarai dia ketika dia masih ditahan di penjara Keudah, tahun
2000.

Saya pernah menanyakan kepada Nazar, apa pendapatnya tentang ide
pemerintah saat itu untuk menerapkan syari'at islam di Aceh, saat itu
dengan tegas Nazar mengatakan itu hanya akal-akalan pemerintah
Indonesia, bukan maunya orang Aceh, dan dia sendiri sangat tidak
mendukung ide itu….saya masih punya rekaman wawancaranya.

Ide untuk menjadikan Irwandi sebagai Presiden dan Kalla sebagai
Wapres dari Eko ini, bolehlah dianggap sebagai ide orang tidak waras,
atau ide dari orang Jawa yang frustasi karena proyek Indonesianya
yang merupakan kelanjutan dari proyek jawanisasi Gajah Mada dengan
sumpah palapanya diambang kehancuran.

Karena faktanya adalah sampai kapanpun orang Jawa nggak bakalan
pernah rela punya presiden yang bukan Jawa, dulu Habibie bisa jadi
presiden semata karena kecelakaan sejarah, dan itupun cepat-cepat
dikoreksi oleh para politikus Jawa, karena memang pihak yang paling
diuntungkan dengan adanya proyek Indonesia ini adalah Jawa.

Terakhir, kemenangan telak Irwandi dan Nazar dalam pemilihan Gubernur
ini, mempecundangi dakocan-dakocannya Indonesia, memang tidak pernah
bisa dibayangkan sebelumnya oleh orang-orang yang hanya mengenal Aceh
dari luar, bahkan orang sekaliber Sidney Jones pun kecele berat
karena sebelum pemilihan meramalkan yang akan menang dalam pemilihan
ini adalah Azwar Abubakar dan Nasir Jamil, tentu saja Jones tidak
sembarangan meramal, dia mengambil acuan pada pilkada-pilkada di
wilayah lain Indonesia dan entah lupa atau sama sekali tidak tahu
kalau orang Aceh sangat berbeda dalam hal mentalitas dan perilaku
dengan orang-orang di bagian lain Indonesia.

Jika Sidney Jones saja yang tidak bisa dikatakan pro Indonesia sampai
kecele, apalagi orang Indonesia yang patriotis dan sangat
cinta 'tanah air' dan 'bangsanya', yang otaknya telah terkontaminasi
dengan propaganda-propaganda pejabat sipil dan militer Indonesia dan
kepalanya dipenuhi informasi tentang Aceh yang berasal dari media-
media lokal semacam Jawa Pos yang wartawannya meliput berita di Aceh
dengan kawalan aparat, yang menggambarkan seolah-olah orang Aceh
sangat cinta Indonesia dan anti GAM.

kepada pembaca milis ini yang dulu banyak mencela dan meragukan
kebenaran informasi dari tulisan saya, ketika saya menggambarkan
bahwa orang Aceh itu sangat anti Indonesia dan pro GAM,terutama
ketika muncul orang Aceh yang sepertinya lahir dan besar di Jakarta
bernama Teuku Mirza menyatakan sikapnya yang berseberangan dengan
informasi yang saya paparkan, semoga kenyataan di Pilkada Gubernur
Aceh ini, bisa membuka mata anda.

Best Regards

Liza
=== tulisan Eko Darminto =====

Hancurkan Singapura
Kemenangan Irwandy titik awal kebangkitan
Islam di Asia Tenggara.

Ass wr wb

Pertama kali secara pribadi saya mohon maaf , bila
dimasa lalu tulisan-tulisan saya yang , terutama
menjelang dan pasca MOU GAM – RI yang tersebar
diperbagai millis sangat menusuk perasaan warga Aceh
yang mayoritas umat Islam.

Dalam perenungan saya setelah mendengar kemenangan sdr
Irwandy dalam Pemilihan Gubernur NAD, saya menjadi
tersadar bukankah kemenangan sdr Irwandy bahwa
tegaknya syariat Islam dinegeri yang mengaku mayoritas
warganya beragama Islam menjadi mutlak adanya.

Seperti yang telah dipelopori dalam ratusan tahun
perjuangan rakyat Aceh , mereka pada hakekatnya tidak
sekedar menuntut kemerdekaan dalam arti sempit akan
tetapi dalam arti yang hakiki yakni tegaknya Syariat
Islam tidak saja di Aceh akan tetapi juga di
Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Kalaulah dimasa lalu sdr Irwandy berkolaborasi dengan
negara-negara Uni Eropa atau Amerika Serikat kita
anggap saja hal demikian sebagai sebuah siasat dalam
berperang untuk tegaknya sebuah keyakinan yakni
tegaknya Syariat Islam di Indonesia.

Untuk mempermudah tegaknya syariat Islam di Indonesia
dengan cara yang singkat dan murah ada beberapa tahap
yang harus dilalui, yakni :

1. Calonkan sdr Irwandy dari Aceh sebagai Presiden RI
berpasangan dengan sdr Yusuf Kalla dr Makasar sebagai
wakilnya untuk Pilpers 2009. Kalau sdr Irwandy dalam
menegakkan syariat Islam melakukan siasat,
berkolaborasi dengan negara-negara Uni Eropa maka sdr
Yusuf Kalla melakukan siasat berkolaborasi dengan
Soeharto.
2. Bangun kekuatan dengan ormas dan partai Islam di
Indonesia seperti HTI, MMI,FPI, PPP, PBR, PKS dan
sebagainya, adakan gerakan untuk menuntut pembebasan
Amrozi cs.
3. Bagi daerah-daerah yang sudah mempunyai kekuatan
menyusun Perda-Perda Syariat segera berlakukan
perda-perda syariat tersebut
4. Hancurkan Singapura sebagai kekuatan Inggris dan
Amerika yang mirip dengan Israel di Timur –Tengah
dengan mengajak Malaysia, Brunei serta kekuatan Islam
di Thailand dan Filipina.
5. Berikan penjelasan tentang Piagam Madinah pada yang
bukan umat Islam

Semoga Allah swt memberikan Rahmah dan Hidayah Nya
bagi perjuangan kita bersama.

Wassalam wr wb

Eko Darminto

Note :
Kalau Soeharto dijadikan Amerika dan Inggris sebagai
bonekanya dengan kekuatan tirani minoritasnya
TNI/POLRI (politik), maka untuk menguasai ASEAN
Singapura dijadikan Amerika dan Inggris sebagai basis
tirani minoritas yang menguasai ekonomi