< Ironis memang, Mesjid Kubah Emas, yang konon katanya di sana Muhammad menunaikan shalat sebelum dibawa Buraq ke surga, ternyata dibelakangi pada waktu umat Islam menunaikan shalat. Banyak ahli memastikan bahwa pengalihan kiblat dari Yerusalem ke Mekkah terjadi pada awal abad ke- 8 M sebagai usaha untuk mencari identitas keagamaan baru bagi kaum Mahgraye dan membebaskan diri dari pelabelan Kristen Arab dan tradisi Yahudi)

 

 

 

Siapakah Yang Dirujuk Sebagai Ia Yang Diutus ?

 

Dari catatan-catatan sejarah  dari berbagai sumber diketahui bahwa penaklukan Yerusalem oleh bangsa Arab / Sarraken sebenarnya bukan dilakukan oleh bangsa Arab sendiri, namun usaha bersama para pejuang Yahudi.

 

Dikisahkan bahwa para pejuang Yahudi meminta bangsa Sarraken, untuk membantu perjuangan mereka membebaskan kota Yerusalem dari Penjajahan Kristen Byzantium. Sejak Romawi Barat menjadikan Kristen sebagai agama negara, kemudian ibukotanya dipindahkan ke Byzantium, kaum Yahudi tidak mendapatkan ijin untuk melakukan ritus di situs tersuci mereka, yaitu di bukit Zion di mana 7 abad yang lalu berdiri Baitul Muqadis yang dibangun oleh Herodes. 

 

Kaum Kristen memang sengaja menjauhkan Kaum Yahudi dari tempat itu, bahkan tempat itu dijadikan tumpukan sampah untuk menjauhkan kaum Yahudi dari semangat untuk membangun bait allah di tempat itu kembali. Mengapa? Karena bagi kaum Kristen, bait allah itu adalah Yesus sendiri.

 

Perkataan Yesus yang paling berani adalah : " Rubuhkanlah bait allah ini, dan aku akan membangunnya dalam 3 hari. "

 

Berdirinya bait allah adalah di tempat itu adalah pengingkaran terhadap karya kematian Yesus dan kebangkitannya. Demikianlah pemahaman kaum Kristen.

 

Permufakatan kaum Yahudi dan kaum Sarraken untuk membebaskan Yerusalem dari tangan Kristen Penjajah adalah misi utama. Pergerakan inilah yang disebut oleh Patricia Crone dan Michael Cook sebagai perjuangan kaum Hagarism. Kata Hagarisme diambil dari nama Hagar, atau siti Hajar, hamba sahaya dari Sarah yang diusir dengan tangan hampa bersama dengan Ismael, ke arah selatan ke Saraka.

 

Dan nabi dari Sarraken ini memproklamirkan pembebasan Yerusalem dan Ia yang Diutus – sang Mesias. Dalam usahanya ini ia mengumpulkan kekuatan perang.

 

Dapatkah kita lihat jelas catatan yang ditulis dalam Doctrina Iacobi dengan pergerakan kaum Yahudi dan Sarraken ini?

Kelak ada seorang pemimpin Arab yang berhasil merebut Yerusalem dari kekuasaan Kristen, dia lah Umar bin Khatab yang juga dikenal sebagai Umar Al Faruq, Umar Sang Pembebas.

 

Jadi siapakah yang dinubuatkan untuk sebagai yang diutus? Menurut Patricia Crone dan Michael Cook. Yang dinubuatkan adalah Umar Al Faruq.

 

Pada waktu kaum Sarraken dan Yahudi merebut Yerusalem (637), maka bangsa Yahudi bebas memasuki situs-situs suci mereka.  Demikianlah mengapa Umar Bin Khatab digelari Al Faruq – Sang Pembebas – Yang Diutus.  Beberapa puluh tahun kemudian pamor Umar Al Faruq menurun dan digantikan dengan pembentukan kisah-kisah keagamaan baru yang didasari atas keimanan akan nabi Muhammad.

 

 

 

Pecahnya Kongsi

 

Ada pepatah mengatakan: "kau akan tetap ada di mimpiku, sepanjang aku ada di mimpimu.’ 

 

Hal yang sama berlaku dengan pergerakan bersama antara kaum Yahudi dan Sarraken atau Mahgraye. Pembebasan Yerusalem bagi kaum Yahudi adalah awal dimulainya pembangunan baitullah atau bait al maqqadis kembali. Dengan dibangunnya kembali bait al maqqadis maka merupakan suatu ancaman bagi bangsa Sarraken itu sendiri.

 

Kaum Mahgraye atau Sarraken adalah perpaduan dari berbagai isme:

 

– Secara genealogi mereka adalah kaum Ismael. Keturunan dari Abraham / Ibrahim  lewat Hagar / Siti Hajar perempuan Mesir. Mereka pun memeliharan keimanan Ibrahim (kaum Hanif) , dan memelihara adat istiadat sunat dan pemotongan hewan sebagaimana kaum Yahudi lakukan. Namun tetap saja di mata kaum Yahudi adalah kaum Ismael adalah inferior, bukan kaum perjanjian seperti halnya Yahudi.

– Secara kerohanian keyakinan mereka tidak begitu banyak berbeda dengan Kristen monofisit. Mereka percaya mesias itu adalah Yesus anak Mariam. (lihat kembali catatan tengan pertentangan kaum Mahgraye dengan Yahudi tentang kemesiasan Yesus dalam Genealogy of Virgin Mary di halaman awal.) Hanya saja mereka tidak mempercayai doktrin keilahian Yesus.  

 

Terlalu bersandar kepada kaum Yahudi akan melunturkan identitas asli mereka.

Dekat dengan kaum Kristen, tentu saja akan berdampak sama dengan kristen lainnya, kaum yang mereka sebut musrik karena menduakan allah dengan yesus sebagai anak allah 

 

Nampaknya ambiguitas inilah yang mendorong kaum Mahgraye selama puluhan tahun kemudian menelurkan suatu identitas baru. Dengan sadar, mereka menciptakan identitas keagamaan baru, mengkompilasi keyakinan-keyakinan, dogma, dan kisah-kisah dari agama-agama lain, termasuk Yahudi, Kristen, Zarathustra dan kaum pagan dan tentu saja kisah-kisah tentang nenek moyang mereka kaum Arab. Penelusuran asal-usul mereka mungkin menelurkan kisah tentang Mekkah dan Medinnah dan kaum-kaumnya.

 

Di akhir abad ketujuh sampai pertengahan abad  delapan, dibawah dinasti Ummayad  secara evolutif terbentuklah identitas suatu agama baru, agama yang dijadikan identitas bersama para imperialis Arab, agama inilah yang suatu saat menjadi Islam.

 

 

 

Muhammad, Abdullah dan Ali  – Gelar Kehormatan untuk Yesus

 

Hal yang menohok dari pencarian asal-usul Islam, Muhammad dan Quran adalah ditemukannya koin yang digunakan di daerah Syria dan Mesopotami (Irak selatan sekarang) yang di satu sisi tertulis aksara MHMT – dalam bahasa Aramik yang dibaca Mahomet atau Muhammad, di sisi lain bergambar seorang pemuda yang memikul Salib. Jelas sekali di sini bahwa Muhammad adalah gelar pujaan kepada Yesus. Pada saat itu daerah Syria sampai Mesopotamia adalah basis dari Kristen ortodox dan Nestorian.

 

Dokumen, inskripsi, dan koin yang ditemukan pada jaman yang sama yang mengacu pada kata Muhammad dan Ali lebih tepat jika tidak ditujukan sebagai nama orang tertentu melainkan gelar kepujian bagi Yesus yang disematkan oleh Kristen Syria Aramik saat itu.

 

Muhammad berarti Ia yang Terpuji, Yang Ditinggikan, Yang Dimuliakan. Semua pujian ini adalah paralelisme dengan gelar Kristus – Yang diurapi. Jadi Muhammad pada awal pemunculannya bukanlah nama perorangan.

 

Ada semacam doa atau mantra untuk kesuksesan beredar di jaman itu di Kanaan yang jika diterjemahkan berbunyi :

 

"O healer, O God! Help from God and near victory and good tiding of the believers! O praised one [muhammad], O merciful one, O benefactor. There is no young man like the high one [ 'ali] and no sword like the two-edged sword of the high one. O God, O living one, O eternal one, O Lord of majesty and honour, O merciful one, O compassionate one."

 

Oh sang penyembuh, Oh tuhan! Pertolongan dari tuhan, kemenangan dan keselamatan bagi yang percaya ! Oh Yang terpuji (Muhammad) Oh Yang welas asih, Oh sang Pemberi. Tiada lelaki muda seperti Yang Mulia (Ali), dan tidak ada pedang seperti pedang bermata dari  Yang Mulia (Ali). Oh tuhan, yang maha hidup, Oh yang maha kekal, Oh tuhan yang mulia dan berkuasa, Oh sang Pemberi, O sang Pengasih.

 

Mantra Kristen ini jelas sekali ditujukan kepada Yesus, ia, seperti yang dikenal dalam injil-injil adalah seorang penyembuh, penuh welas asih, muda, terpuji (Muhammad) dan mulia (Ali). Apalagi ketika dihubungkan dengan frasa ‘pedang bermata dua’ jelas sekali itu mengacu pada kata-kata dari mulut Yesus dalam Surat Ibrani  4:12.

 

Begitu pula dengan kata Abdullah yang berarti abdi allah mengacu kepada Yesus sebagai abdi allah sebagaimana yang dilukiskan dalam Yesaya 42.

 

Jadi baik Muhammad, Abdullah, dan Ali adalah gelar kehormatan kepada Yesus dalam tradisi Kristen monofisit, yang menolak Yesus sebagai tuhan dan anak allah, melainkan hanya sebagai nabi, manusia suci, yang terpuji (Muhammad), abdi allah (Abdullah) dan yang mulia (Ali).  

 

Jadi dari manakah ide akan seorang nabi  dari Sarraken  dengan nama Muhammad bin Abdullah menjadi yang menjadi nabi terakhir dan sempurna? Apakah Muhammad ini benar-benar pribadi yang pernah hidup? atau hanya mitos tentang pribadi sempurna saja, yang tak lain adalah pembentukan ulang dari idea-idea tentang Yesus dalam agama Kristen dan Musa dalam agama Yahudi?

 

Jika memang Muhammad seperti yang dikisahkan dalam agama islam pernah hidup dengan kemuliaan dan sanjungan, mengapa sampai tahun 705 yaitu ketika doctrina Yakobi ditulis, tidak pernah disebut-sebut tentang kata – islam dan nabi Muhammad? Mengapa yang disebut-sebut justru kaum Mahgraye, bukan Islam atau Muslim?

 

Inilah yang menjadi pertanyaan besar. Apakah kisah nabi Muhammad seperti yang digambarkan dalam tradisi islam hanyalah mitos yang dikembangkan untuk menyaingi Yesus saja?

 

 

 

Nabi Yang Seperti Musa

 

Sungguh menarik bahwa selama abad ke tujuh dan delapan awal, nama Muhammad sebagai seorang nabi dari Arab tidak pernah muncul dalam dokumen-dokumen yang kredibel.

 

Dari kutipan diatas, Doktrina Iacobi yang ditulis sekitar tahun 634,  hanya tertulis nabi dari Sarrakens, tanpa menyebutkan siapa nama nabi tersebut. Dari dokumen Genealogi Perawan Maria ( ditulis tahun 708 ) karya Uskup Yakobus dari Edessa, hanya disebutkan kaum Mahgraye, bukan Islam, dan tanpa menyebutkan nabi mereka. Malahan kaum Mahgraye mengukuhkan status mesias / mahdi dari Yesus yang terlahir dari Perawan Maria. Sungguh mencengangkan bukan? Jika Muhammad , seorang nabi besar dari Arab, begitu berpengaruhnya, mengapa namanya tidak bergaung hingga 70 tahun setelah kematiannya?

 

Dalam usaha untuk membentuk suatu identitas baru dan isme yang menyatukan, imperialis Arab ini merajut kisah-kisah mitologi untuk menjadikannya sebagai keyakinan dan paham bersama yang mengokohkan kekuatan imperialisme Arab.

 

Karakterisasi Muhammad dalam Alquran, Sunnah dan Sirah adalah dapat dilihat sebagai usaha memunculkan suatu figur nabi besar serupa dengan Musa.

– Sebagaimana Musa memimpin bangsa Israel menuju Kanaan, Muhammad pun memimpin umatnya dari Mekkah ke Medinah.

– Sebagaimana Musa memberi tata hukum dan tata pemerintahan kepada kaum Israel, demikian pula Muhammad memberi tata hukum dan pemerintahan kepada kaumnya.

– Sebagaimana Musa tidak bisa menjejakan kakinya ke Kanaan, demikian pula Muhammad tidak menjejakan kaki ke Yerusalem dalam usahanya merebut Yerusalem dari tangan kekaisaran Byzantium.

 

Maka tidak heran apabila lebih banyak nama Musa muncul dalam alquran daripada nama Muhammad itu sendiri. Karena sejatinya Muhammad ada penghadiran Musa yang baru bagi kaum  ‘Israel’ yang baru, yaitu kaum  Mahgraye / Muhajirun.

 

Kita yang pernah melewati masa-masa reformasi 1998 tahu bahwa revolusi itu membutuhkan : semangat bersama, wadah perjuangan bersama, ideolog bersama, musuh bersama, dan pemimpin kuat bersama.

 

Dan hal ini bisa kita pahami dalam pergerakan Imperialisme Arab:

– Semangat bersama mereka adalah imperialisme Arab – Jihad

– Isme mereka adalah Islam.

– Musuh bersama kaum Mahgraye adalah kekaisaran Byzantium dan Persia, dan kaum Yahudi, Kristen dan Pagan.

– Pemimpin bersama adalah tokoh-tokoh semi mitologis yaitu Muhammad, dan empat kalifah serta pemimpin dinasti.

 

 

 

 Jadi Adakah Sebenarnya Muhammad bin Abdullah ?   

 

Patricia Crone, seorang pembela islam ortodoks, memaparkan bahwa membuktikan keberadaan ataupun ketidak-beradaan figur Muhammad bin Abullah adalah sukar. Hal ini disebabkan karena ketidak-tersediaan sumber-sumber sejarah yang kredibel dan karena kisah tradisi sangat berlainan dengan fakta sebenarnya. Sejarah islam dalam tradisi keimanan muslim lebih merupakan narasi keimanan dan pemuliaan kepada idea tentang Muhammad dari pada pemaparan sejarah faktual sebenar-benarnya. Namun untuk sama sekali menafikan keberadaan Muhammad sampai titik nihil adalah tidak mungkin. Muhammad bisa saja pernah ada. Ia sangat mungkin salah seorang pemimpin pergerakan Arab, sebab tidak mungkin ada pergerakan kaum Arab yang begitu massive tanpa seorang pemimpin atau beberapa pemimpin berkharisma. . Jikalau menurut tradisi Islam Muhammad wafat tahun 632, kemungkinan penanggalan itu tidak akurat.  Dalam Doctrina Iacobi yang ditulis sekitar tahun 634 dikatakan tentang kemunculan seorang nabi dari kaum Saracen yang memakai kekerasan dan dianggap sebagai penipu, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa Muhammad mungkin masih hidup sampai tahun 634. Ada kemungkinan Muhammad wafat dalam pertempuran.

 

Crone menegaskan bahwa Muhammad seperti yang dipahami dan dipercayai dalam tradisi Islam, bukanlah Muhammad sebenar-benarnya. Muhammad bin Abdullah sebagai devosi iman, adalah Muhammad idea, Muhammad iman, bukan Muhammad sejarah.  Semua kisah tentangnya seperti tuturan Sunnah dan Sirah adalah rajutan puluhan tahun sesudahnya yang sudah berisi motif politik. Lihatlah dengan cerdas kisah-kisah sunnah maka akan terlihat jelas bagaimana tokoh Muhammad ini digunakan oleh para penulis dan ideolog islam untuk melegitimasi isu-isu yang berkembang saat si penulis hidup, misalnya tentang poligami, status wanita, jual beli budak dsb.

 

 

 

 

Muhammad dalam Catatan Uskup Yohanes dari Damaskus

 

Yang menarik adalah bahwa nama Muhammad pernah disebut-sebut oleh Uskup gereja Ortodox Siria, Yohanes dari Damaskus (676 – 749), dengan nama Mamed. Dalam salah satu catatannya 'Menyoal Para Bidah'  dikatakan bahwa Mamed adalah pemimpin bidah dari Arab yang mengajarkan ajaran sesat yang memperbolehkan laki-laki memperistri maksimal 4 istri dan gundik sebanyak-banyaknya dari hamba sahayanya, memprokamirkan diri sebagai nabi dan membawa peperangan.

 

Patut digaris bawahi disini adalah bahwa Yohanes dari Damaskus tidak pernah menyebu-nyebut tentang suatu agama lain, yaitu Islam. Jika pihak Gereja Ortodoks memasukan Muhammad sebagai bidah, itu berarti Gereja Ortodox menganggap Muhammad sebagai penganut Kristen yang tidak lurus,seorang pemimpin aliran yang membelok dari katolisisme / gereja universal. Muhammad adalah penganut kristen karena ia pernah dididik oleh Rahib Bahira. Mungkin lebih tepat mengatakan Muhammad adalah penganut Kristen Monofisit yang telah jauh dari rengkuhan gereja universal / katolik. Aliran monofisit adalah suatu aliran kristen yang banyak beredar di Arab, yang mengakui Yesus dalam satu natur saja yaitu kemanusiaannya. Mereka menolak mempercayai Yesus sebagai putra allah. Yesus adalah nabi yang dijanjikan mesias, mahdi, kristus.

 

Pada abad 5 – 6 M, karena tindakan represif dari kekaisaran Byzantium terhadap kaum Yahudi dan Kristen yang dianggap bidah, maka ada nubuatan-nubuatan di antara kaum Arab Kristen dan Yahudi akan kedatangan seorang pembebas atau mesias lain yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Kristen Byzantium. Mungkin Muhammad salah seorang pemimpin klan yang menganggap dirinya sebagai mesias itu, mesias dari kaum Ismael yang bercita-cita mereformasi keimanan Kristen dan Yahudi.

 

Karena asal-usul Muhammad dari suku Arab, dan juga penganut monofisit, maka kaum Yahudi menolak mempercayai dia sebagai nabi. Begitu pula kaum Kristen Koptik dan Kristen lain menolaknya atas dasar keyakinannya akan kenabian dirinya, ketidakpercayaannya atas ketuhanan Yesus  dan kekerasan yang ia dan kaumnya  lakukan. Di luar itu sebenarnya cara berpikir dan ritual islam dengan Kristen Koptik dan Kristen Syria sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda.

 

Kita bisa melihat paralelisme kasus Muhammad  seperti halnya kasus Lia Eden. Ia percaya bahwa ia mengemban misi tertentu untuk mereformasi keagamaan. Ia dituntun oleh Jibril. Ia ditolak dan disesah oleh umat Islam. Seandainya Lia Eden lahir 1500 tahun lalu, dan inti keyakinannya dipakai oleh para penguasa untuk mempertahankan dinastinya, maka dalam ratusan tahun sesudah kematiannya kita akan melihat sebuah agama baru, agama Salamullah, sebuah agama yang bernabikan seorang wanita sebagai nabi terakhir dan sempurna. Sayangnya  Lia Eden hidup di jaman dimana manusia sudah lebih kritis – di satu sisi, tapi di sisi lain masih terbelenggu oleh dogma agama. Dan ia tidak memimpin umatnya dengan semangat peperangan dan penaklukan, sehingga potensi Salamullah menjadi sebuah agama besar sudah tidak mungkin. 

 

 

 

 

Prof. Muhammad Sven Kalisch :

Muhammad Mungkin Tidak Pernah Ada dan Islam adalah bentuk gnostik

 

Seorang Profesor Ilmu Islam pertama dari kalangan muslim Barat (Jerman), Muhammad Sven Kalisch, pada tahun 2008 memberikan pernyataan yang menohok dunia Islam. Ia katakan bahwa Muhammad mungkin tidak pernah ada.

Dari keyakinan yang kuat akan keabsahan Quran dan Sunnah sebagai sumber yang logis dan tidak mungkin salah, dan keyakinan akan Muhammad sebagai figur nyata, Kalisch kemudian bergerak kepada keyakinan bahwa keberadaan Muhammad nampaknya lebih mungkin pernah ada ketimbang tidak pernah ada. Namun di awal tahun  2008, ia menyatakan “ Semakin saya membaca, Muhammad sebagai pribadi historis dari semua akar peninjauan menjadi semakin tidak mungkin.”

 

Penemuan koin yang bertuliskan MHMT dan gambar Yesus memikul salib memberi bukti yang kuat bahwa Islam  pada akarnya adalah  pengajaran bidah dari agama Kristen yang bertebaran di daerah Arab, dan perbatasan Mesir dan Palestina.

 

Lebih lanjut Kalisch menyatakan bahwa Islam bisa jadi adalah sebentuk pengajaran gnostik yang disamarkan dalam mitos. Selain Muhammad, tidak ada figur dalam Alquran dan tradisi Islam yang lebih ditekankan kecuali Musa. Musa dikenang lewat eksodus dari Mesir ke Kanaan, dan pusat narasi Muhammad adalah hijrah dari Mekkah ke Madinnah.

 

Ia jelaskan bahwa hijrah Muhammad dari Mekkah ke Medinnah terus ke Mekkah kembali adalah metafora dari pencarian spiritual manusia, dimana awal dan akhir menjadi sama; dari kehidupan nyata yang penuh intrik politik – kepada tahapan ketenangan, ketentraman dan kelepasan, kemudian balik kembali ke dunia nyata.

 

Hubungan antara Muhammad dan Yesus juga terlihat dalam hubungan Muhammad dan Fatima.  Garis parallel antara Isis, Maria dan Fatima sudah lama diketahu oleh para peneliti perenialisme Barat.

 

Volker Popp mengajukan thesis yang hampir serupa bahwa tradisi narasi dalam keislaman  mengambil struktur yang sama dengan kisah-kisah Alkitab, misalnya : keempat kalifah dalam dunia islam adalah paralelisme para bapak iman dalam agama Yahudi, yakni : Adam, Nuh, Abraham dan Musa.

 

Para peneliti modern tidak menganggap tradisi islam sebagai catatan sejarah yang akurat, melainkan telah dijalin dalam semangat keimanan untuk membentuk fondasi agama yang baru, demi pembentukan identitas baru kaum Mahgraye / Sarraken dalam melestarikan hegemoni politik dan paham mereka di bagian-bagian dunia yang mereka taklukan.

 

 

 

Moral :

 

Percaya bahwa sesuatu benar-benar ada, tidak berarti sesuatu yang dipercaya itu harus benar-benar ada.

 

Anda boleh saja percaya ada seekor menjangan yang bertanduk pisang nangka. Bagi anda itu benar-benar ada. Namun tidak berarti menjangan yang bertanduk pisang nangka harus ada, apalagi harus dipercayai oleh orang seluruh dunia. Ketika dimintai bukti keberadaan menjangan bertanduk pisang nangka, anda akan katakan, “ Hanya orang-orang terpilih saja yang diridhoi oleh tuhan yang mampu melihat menjangan bertanduk pisang nangka. "

 

Kita hidup di dunia moderen. Berkat pencapaian sains dan teknologi, kita sadar bahwa kita bukan satu-satunya mahluk yang hidup di alam semesta ini. Kita terdidik untuk berpikir rasional, bukan irrasional dan emosional. Pendidikan harus didasari atas penyelidikan ilmiah, bukan iman. Pendidikan harus berbasiskan rasionalitas, bukan hati, perasaan dan emosionalitas yang dilabuhkan pada ajaran tertentu, tokoh agama tertentu, yang signifikansinya tidak ada bagi kita sekarang.

 

Kalaupun Yesus benar-benar pernah memberi makan 5000 orang laki-laki dari 5 ketul roti dan 2 ekor ikan asin, apakah signifikansinya bagi kita sekarang manakala ribuan bahkan jutaan orang terancam kelaparan dan kehausan?

 

Kalaupun Muhammad, dengan segala atribut mulia yang disematkan padanya oleh muslim, pernah ada, apa signifikansinya bagi dunia sekarang ditengah budaya kekerasan, kebrutalan, pembunuhan, pemboman, dan genosid terhadap kaum minoritas di Timur Tengah, Afrika Utara  dan Asia Tengah? Bukankah ia dan sejarahnya yang buram, telah secara langsung dan tidak langsung  mengambil  peran dari fenomena itu karena apa-apa selalu dikaitkan dengan jihad dan Muhammad sebagai contoh teladan?

 

Ada atau tidak adanya Muhammad, Yesus, dan Musa, apakah itu berpengaruh dalam pergaulan hidup kita sehari-hari? Jika ketidak-hadiran mereka di dunia menjadi masalah besar bagi kita, berarti kita telah bermasalah dengan diri kita. Kebermaknaan hidup ini telah dijual hanya untuk mempercayai dan tidak mempercayai sesuatu yang jauh di sana yang tidak bisa dibuktikan dan hanya bergantung pada keyakinan dan romantisme psikologis belaka.

 

Pada akhirnya, kehidupan ini bermakna bukan karena mempercayai tokoh, kaum, dan isme yang dulu ada, sebagai yang tidak bisa dikritik dan dianalisa dengan rasio. Kehidupan ini bermakna karena kita telah membatinkan nilai-nilai kebajikan, memekarkan kepribadian yang terintegrasi  dan meradiasikannya bagi sesama.

 

Bukan maksud penulis untuk menghancurkan keimanan suatu pihak. Namun demi usaha pemaknaan kemanusiaan yang mendalam, segala isme yang hanya menekankan emosionalitas dan irrasionalitas sudah seharusnya di tempatkan dalam ruang privat, tidak bisa terus menerus dipertahankan jadi standar mutlak dalam ruang publik.

 

Dengan menghancurkan mitos-mitos, mendekonstruksi sejarah agama, kita dapat melihat sejarah agama dan fenomenologinya dengan lirih, dan obyektif. Kita menjadi manusia seutuhnya yang melihat betapa manusia telah begitu dilumpuhkan oleh emosi agama sehingga menjadi dehumanis.

 

Sudah saatnya Indonesia dibebaskan dari semangat-semangat primordial yang selama ini membelenggunya sehingga sukar untuk bangkit dan berpikir rasional.

 

 

 

Sumber rujukan :

 

Hagarism: The Making of the Islamic World (1977)

http://www.scribd.com/doc/27096936/Hagarism-The-Making-of-the-Islamic-World

http://en.wikipedia.org/wiki/Meccan_Trade_and_the_Rise_of_Islam

http://www.opendemocracy.net/faith-europe_islam/mohammed_3866.jsp

 

The Syro-aramic Reading of Quran :

http://www.youtube.com/watch?v=JJyeuXtZFuQ

 

Does The Archeology Support The Quran :

http://www.youtube.com/watch?v=qvB-whwMy7I&feature=related

 

Quest of Historical Muhammad by Daniel Pipes

http://www.danielpipes.org/853/the-quest-for-the-historical-muhammad

The Quest of the Historical Muhammad

http://www.answering-islam.org/Books/Jeffery/historical_mhd.htm

 

Prof. Muhammad Sven Kalisch :

http://www.scribd.com/doc/8186701/Muhammads-Existence

http://www.rationalskepticism.org/islam/the-early-history-of-islam-t18012.html

 

Scholars Scrutinize the Koran's Origin

http://www.corkscrew-balloon.com/02/03/1bkk/04b.html

 

The Higher Criticsm of Islam :

http://www.askwhy.co.uk/truth/b00moslemorigin.php 

http://en.wikipedia.org/wiki/Historicity_of_Muhammad