Bagian Satu Seorang teman menulis PM berbunyi ” … apakah Aa pernah membaca buku ini ttg Yesus/ Issa yg konon pernah ke India, selamat dari hukuman salib dan mati tua di sekitar Khasmir? Buku ini sangat kontroversial dan apabila terbukti benar dapat meruntuhkan pengaruh dan kuasa gereja2 terhadap umat kristiani. Bgmn pendapat Aa?”
Jawaban saya:
Sudah saya jawab di Dee bagian 3. Di situ saya katakan bahwa Yesus, kalaupun benar2 pernah ada, adalah seorang rabbi dari tradisi Farisi dan bisa jadi seorang murid tokoh karismatik yaitu rabbi Hilel, atau setidaknya Yesus terpengaruh dengan pemikiran rabbi Hilel. Ini terlihat dari Doa Bapa Kami yg ia ajarkan, sebenarnya adalah versi lain dari doa yg diajarkan Rabbi Hillel.
Namun nampaknya Yesus lebih tertarik menjadi petapa padang gurun, berguru pada Yohanes Pembaptis dan mengusahakan suatu gerakan teokrasi dan pengusiran pada kaum penjajah Roma. Ia mati dihukum atas inisiatif Gubernur Romawi Pontius Pilatus yg merasa geram dengan tindak-tanduknya.
Tidak ada bukti yang kuat mengenai perjalanannya ke India dan Tibet. Karya Anand Krishna memperlihatkan bagaimana spiritualis bisa sangat keliru apabila pengetahuannya didasari atas intuitif subyektif belaka. Dan saya bukan orang semacam itu. Spiritualitas itu memerlukan rasionalitas, bukan kotbah2 orang dengan deretan titel KH, atau Pdt, atau YA / Yang Arya.
<Keterangan gambar: Yesus dari Nazaret upppss maaf, Yesus dari Tibet yang sedang bermeditasi. Rumor kunjungan Yesus ke India dan Tibet adalah upaya politik relijius kaum Hindu untuk menjinakkan Yesus dan agama kristen yang oleh Barat dianggap agama superior, namun sebenarnya ajarannya masih kalah dalamnya dengan Hinduisme dan Buddhisme>
Kembali pada Yesus. Para ahli sejarah malah kebingungan karena tidak ada catatan ttg kehidupan Yesus di luar catatan komunitas kristen itu sendiri. Kita berharap setidaknya apabila Yesus pernah benar2 menjadi tokoh historis yang berinisiati…f mendirikan pemerintahan teokrasi ia seharusnya tercatat dalam laporan2 sejarahwan romawi yang dipekerjakan di kegubernuran Yudea. Kenyataannya tidak pernah ada catatan ttg Yesus. Ini membuktikan bahwa kalaupun Yesus pernah benar2 hidup, ia hanyalah seorang rabbi sederhana dari kampung Galilea yang tidak begitu dikenal orang sampai penyalibannya sekalipun.
Adapun kisah-kisah tentang Yesus hanya terdapat dalam lingkaran komunitas kristen belaka, suatu penuturan yang sudah tidak faktual historis lagi, lebih merupakan perspektif iman dan ekspresi kekaguman dari murid-murid kepada seorang guru. Jadi Yesus yang melakukan mujizat ini itu bukanlah kisah faktual dan historis , melainkan kisah-kisah mediatif untuk menyampaikan pesan dan ideologi si pembuat kisah itu, dalam hal ini adalah komunitas2 kristen yang tersebar dengan berbagai latar belakang dan perspektif keimanan yang berbeda2. Puluhan dan ratusan tahun kemudian, mazhab-mazhab ini diupayakan kesatuannya oleh gereja-gereja utama, yang nantinya menjadi 5 patriakat: Katolik Roma, Katolik Ortodox, Koptik Mesir, Ortodox Syria, Ortodox Yerusalem. Diluar kelima itu adalah menyimpang atau heterodox atau sesat. Sesat kata siapa? Kata mereka yang merasa lurus atau ortodox. Subyektif sekali bukan? Melabeli pihak lain sebagai sesat dan menyesatkan adalah ciri utama sejarah agama-agama dan itu yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri di Indonesia saat ini.
Begitu pula kasusnya dengan Muhammad. Tidak ada secuilpun rujukan tentang kehidupan seorang nabi dari arab pada awal abad 6-7 M yang tertulis dalam catatan2 komunitas lain. Padahal secara logis, manusia dengan sederet pengaguman dari komunitasnya, dan dengan manuver2 luar biasa seperti yang dikisahkan oleh umat islam tentang muhammad, seharusnya menarik minat para sejarahwan lain.
Para orientalis memberi kita fakta bahwa nama Muhammad sendiri baru muncul sekitar abad 8M , puluhan tahun setelah invasi bangsa Arab ke Palestina. Bahkan tulisan di Dome of The Rock sendiri tidak mengisahkan apa2 tentang kisah Isra Miraj. Hal ini memberi indikasi bahwa islam adalah agama yang kisah2nya mengalami evolusi, berasal dari berbagai kisah2 kecil dan kemudian disatukan oleh sekelompok elit dan dijadikan kisah baku yang harus diimani begitu saja oleh umatnya.
<Keterangan Gambar : Kisah Isra Miraj adalah gerilya politik religius kaum Arab untuk meninggikan Muhammad mengatasi Yesus, Musa, Abraham dan Zoroaster.>
Berangkat dari kritik-kritik historis ini seharusnya kita menyadari bahwa agama, kalaupun anda masih tertarik pada agama, bukan sekedar mempercayai ini itu seturut dengan syahadat atau kredo, namun seharusnya memberi makna pada hidup ini dengan suatu sikap hidup yang anda percayai sebagai guide kepada kehidupan yang bermakna, bukan tentang benar dan salah, duniawi dan akherat
Bagian dua
Lanny Theresia menulis komen demikian :
“ … and what do you think and you know about sidharta gautama…..,please share…”
Jawaban saya:
Saya pernah menulis spt ini di salah satu note saya: “Buddha, Yesus, Krishna, Muhammad dan tokoh2 spiritual lain adalah bahan mentah ditangan para ideolog dan pujangga. Bahan-bahan mentah ini diracik sedemikian rupa dalam style si pujangga dan ideolog sehingga menjadi roti bercitarasa tertentu.”
Kritik yang sama bisa diaplikasikan pada sosok Buddha Gautama. Tidak ada catatan apapun tentang kehidupan Petapa Gautama di luar buddhisme.
Mungkinkah Buddha Gautama pernah hidup? bisa ya, bisa juga tidak. Saya pribadi percaya bahwa Gautama memang pernah hidup dan berkarya. Hanya saja tidak persis seperti yang dituturkan dalam tripitaka, baik itu versi Theravada maupun Mahayana. Kalau ibu Lanny perhatikan tulisan2 saya, saya lebih senang merujuk kepada Gautama dengan panggilan Petapa Gautama, bukan Buddha Gautama. Mengapa? karena panggilan Buddha Gautama telah mengalami permak-permak keimanan, sehingga kemanusiaannya terabaikan.
Titik pijak saya ini ternyata mendapat sandaran dari lingkaran komunitas buddhisme itu sendiri. Tak kurang dari seorang biksu dan penulis ternama bernama Buddhadasa yang pernah menuliskan bahwa kisah-kisah Gautama telah berevolusi dari sejarah kepada legenda dan mitos. Namun ia menegaskan bahwa pilar buddhisme bukanlah sosok Buddha itu sendiri. Namun filsafat sunyata. Ada atau tidak ada figure Buddha bukan masalah utama. Bahkan jika Gautama tidak pernah hidup, buddhisme nyata-nyata adalah spiritualitas yang berbasis pada etika dan filsafat, bukan agama yang disandarkan pada sosok tokoh seperti halnya Islam dengan Muhammadnya dan Kristen dengan Yesusnya.
<untuk buku karangan Buddhadasa silahkan anda tanyakan pada orang buddhis sendiri. Saya sendiri lupa apa nama buku itu>
Para penulis jaman dahulu, dalam tiap budaya dan latar belakang ideologi agama, terbiasa dengan pelebih-lebihan berita. Misi penulisan mereka bukan tanpa motif. Misi mereka adalah untuk mengajak si pembaca mengikuti keyakinan mereka. Mereka merujuk kepada pilahan-plahan sejarah untuk mengabsahkan keimanan mereka sendiri, bukan untuk menghadirkan fakta2 yang sesungguhnya terjadi.
<Keterangan gambar: Kisah Kunjungan Buddha Ke surga 33 Langit, Surganya Dewa Indra, adalah gerilya politik relijius Buddhisme untuk meninggikan Buddha di atas dewa-dewa Hindu.>
Jadi dalam tiap agama ada satu hal yang harus kita pahami : adanya tokoh agama yang manusiawi yang tidak lepas dari kekeliruan dan batas-batas kemanusiaan yang kemudian setelah beberapa puluh bahkan ratusan tahun menjadi tokoh keimanan, mengalami deifikasi atau pengilahian, berkarakter superstar, menjadi sosok sempurna, tanpa cacat dan dosa, yang tidak bisa dikritik dan dipersalahkan.
Dalam Kristen : Yesus yang manusia sejarah menjadi Yesus Kristus.
Dalam Islam : pemimpin klan quraisy yang namanya tidak dikenal sebelumnya menjadi nabi Muhammad, dan dalam Buddhisme – Petapa Gotama yang menjadi Buddha Gautama.
Jadi cocoklah tokoh-tokoh diatas saya katakan from zero to hero. Dari sosok manusia sejarah yang seperti anda dan saya, memiliki keterbatasan, kekeliruan dan kesalahpengertian, berevolusi menjadi tokoh-tokoh keimanan yang superstar, penuh atribut pemujaan dan deifikasi.
Jadi siapa yang membuat mereka begitu agung dan mulia? Ya para pengikutnya.
Siapa yang berperan dalam evolusi agama-agama ini? Ya para pengikutnya juga.
Siapa pula yang tertipu dan terjerat dalam kebodohan yang super heboh ini? Ya pengikutnya juga.
Berbahagialah mereka yang sadar dan terbangunkan dari ilusi maha besar ini.
Anonim said:
quote “Namun nampaknya Yesus lebih tertarik menjadi petapa padang gurun, berguru pada Yohanes Pembaptis dan mengusahakan suatu gerakan teokrasi dan pengusiran pada kaum penjajah Roma. Ia mati dihukum atas inisiatif Gubernur Romawi Pontius Pilatus yg merasa geram dengan tindak-tanduknya.” apa ini?? baru tahu ane, Yesus berguru pada John The Bapt en punya ide mengusir romawi dari tanah yudea lalu mendirikan negara teokrasi …. Ane juga pernah denger dari bikhu di tempat saya, Yesus bisa jalan di air itu adalah hasil belajar dia di tibet(shaolin) wkwkwkwkwk ….. heran ane, makin banyak orang cacad
SukaSuka
Anonim said:
Pemikiran yg menarik, yg saya mau tanyakan : – Jadi menurut anda,diatas nabi2 yang kontroversial itu, adakah “Pribadi” yang super , yg disebut Sang pencipta itu ? atau kehidupan dan Alam itu hanya terjadi secara kebetulan saja…? mohon di bahas….
SukaSuka
Anonim said:
… itu quote berlaku juga untuk sejarah agama-agama.
SukaSuka
Anonim said:
@no 1. namanya juga AA JIN yang pemikirannya kayak jin, gak jelas
SukaSuka
Anonim said:
Kalau saja Yesus, Muhammad dan Sidharta tidak punya kharisma, tidak punya future thinking atau seorang loser pada jamannya. Saya yakin mereka tidak akan menjadi figur yang dikagumi oleh umatnya saat ini. Menulis itu gampang, tapi yang ilmiah itu perlu banyak baca dan belajar pegetahuan lainnya, supaya pembaca dapat percaya. Kecuali pembaca Poskota.
SukaSuka
Anonim said:
Orang-orang tersebut dibawah ini orang diluar Kristen yang mencatat keberadaan seorang Yesus Kristus, yang merupakan bukti diluar sumber Kristen bahwa Jesus Christ was really exist : Flavius Josephus, Tacitus, Eliezer, Plyni the younger, Lucian dari samosata, Thallus, Mara ber Serapim, kalaupun benar Yesus cuma seorang rabbi kecil seperti kata AA JIM SN paling tidak saat ini hampir semua orang didunia tahu mengenai Jesus dibandingkan dengan AA JIM yang cuma ngetop di superkoran wkwakak….
SukaSuka
Anonim said:
Penganut agama paling sensi kalau nabi/ junjungan/ ajaran agamanya dikritik. Kenapa ? Karena mereka nggak pede … dan nggak yakin kalau nabi dan ajarannya memang valid …
SukaSuka
Anonim said:
@no.7. makanya gue gak mau ngikutin Tuhan ato nabi yang bikin agama, gue percaya Tuhan sejati yang universal yang gak pernah sekalipun bilang kalau dia mendirikan agama tertentu, orang luarlah yang memberikan sebutan bagi pengikut Tuhan sejati itu Yahudi
SukaSuka
Anonim said:
kalau orang2 itu ada (jc, mo, sg), yang jelas mereka itu nggak zero lah … pastinya punya karisma, kepemimpinan, dll. … kalaupun menjadi hero, itu karena ulah para pengagum dan pengikut orang2 tsb. satu senti jadi satu meter. itu kan sudah biasa. yg saya setuju dgn mr. aa jin adalah supaya kita nggak jadi buta fanatik dalam beragama, cuma gara2 skema intrik politik dari orang2 pemegang otoritas agama yg ternyata ke-kanak-kanakan.
SukaSuka
Anonim said:
Aa Jin emang sengaja cari judul yg menohok buat orang ngelirik n baca. Tapi kalo liat dari tulisan2 sebelumnya, artikel Aa Jin penuh kekagumanan sama Yesus, Buddha, atau Lao Tze, sebagai figur historis, bukan sebagai figur iman. Yang mau diserang sama Aa Jin kan yesus iman, buddha iman dan muhammad iman. Dan sy kira dia berhasil bikin orang selalu mikir dan kritis. Kadang untuk menulis kita harus sengaja tajam di satu sisi dan agak tumpul disisi lain. stidaknya itu pandangan pribadi sy ajah.
SukaSuka
Anonim said:
Para Nabi mempunyai karya besar yang abadi sepanjang masa.
SukaSuka
Anonim said:
Semua tokoh yang dibilang Nabi Besar itu kalau ditilik dari sejarah kebesarannya terbukti menjadi besar setelah ybs wafat. Jadi beliau-beliau itu menjadi besar karena dibesarkan atau dibesar-besarkan oleh penerus dan pengikutnya. Itu fakta, dan itulah yang diuraikan oleh AA Jin dalam tulisannya ini. Soal anda menjadi pengikut setia dari salah satu Nabi Besar itu dan mendapat manfaat dalam kehidupan pribadi anda itu soal lain Bung!
SukaSuka
Anonim said:
Agama adalah suata keyakinan yang terajarkan oleh perjalanan hidup kita, ketika ada sebuah opini terbentuk menohok keyakinan seseorang sebagai mana manuasia lain pasti melakukan counter untuk mencoba melawan dengan basis keilmuan masing-masing (dengan keterbatasan yang ada), namun sadarilah segala sesuatu tidak berjalan sendiri kita ada karena ada orang tua kita … teruslah berlanjut ke Adam (Atheis akan berpikir ujung kita dari pendahulu kita Kera). Cobalah pahami orang lain, ketika kita berbeda bukan kita musuh, namun yang terjadi adalah perbenturan ketika “Oknum Penganut agama” mencoba memasukan penganut lain masuk ke agamanya yang ada pasti ada persinggungan berbagai kepentingan (politik, ekonomi, sosial, dll) yang pasti kita janganlah munafik, mematikan pikiran kita dalam kebodohan, etika berkehidupan kita jaga,…?????
SukaSuka
jacob ereste said:
wah, berat banget topiknya masalah agama…..
SukaSuka