Seorang rekan bercerita kepada saya bahwa salah seorang keponakannya (anak dari abangnya) tidak diizinkan oleh ayahnya untuk kuliah setelah lulus dari SMA, dengan alasan bahwa seorang perempuan tidak boleh bercampur dengan lelaki tanpa didampingi oleh ayahnya maupun saudara lelakinya. Dahulu keponakan teman saya itu sekolah setingkat SMA di sebuah boarding school yang memisahkan antara siswa lelaki dan siswa perempuan. Sedangkan untuk sekolah setingkat universitas belum ada yang memisahkan antara siwa lelaki dan perempuan seperti itu, sehingga keponakan teman saya itu tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.
Pembicaraan ini membuat saya kepikiran terus dan sedikit resah, walaupun teman saya itu bercerita dengan nada enteng dan tampak tidak ada beban sama sekali.
Yang membuat saya gundah adalah, apa jadinya bila orang yang mempunyai pemikiran seperti itu semakin banyak di negeri kita ini ? Apakah negeri kita hendak dijadikan seperti neraka Afghanistan yang pernah dikuasai oleh Taliban yang mempunyai pemikiran yang sama dengan abang teman saya itu…?! Bagaimana nasib perempuan Indonesia bila orang tua mereka memperlakukan anak-anak perempuannya seperti itu ?
Anehnya, justru orang-orang yang memperlakukan perempuan seperti itu lah yang sering memproklamirkan diri bahwa mereka tau bagaimana cara memuliakan perempuan. Apa sebenarnya definisi mulia bagi mereka ? Apakah perempuan terpasung yang tidak berhak untuk mengekspresikan eksistensinya itu kah yang dianggap sebagai perempuan mulia ?
Mengherankan sekali bila di abad 21 ini masih ada manusia yang berpikir seperti itu, lebih memilih anaknya tidak mengenyam pendidikan tinggi daripada membiarkan anak perempuannya bergaul dengan lelaki. Mengapa orang-orang seperti ini tidak bisa melihat bahwa manusia-manusia lain perempuan dan lelaki bisa bebas bergaul namun tidak terjadi sesuatu yang menakutkan. Apakah dalam pikiran orang-orang seperti itu hanya urusan seks saja yang terlintas ? Apakah dia pikir bila lelaki dan perempuan bertatap muka, berbincang-bincang, dan sering bertemu pasti akan terjadi sebuah hubungan seks ? Oh Tuhan….. ada apa dengan orang-orang ini ?
Pemikiran mereka benar-benar di luar nalar dan sangat melecehkan perempuan, dan saya sebut mereka sebagai orang-orang yang sebagai “anti terhadap kemanusiaan”. Perempuan hanya dianggap sebagai seonggok daging bernyawa yang tidak punya hak untuk mengurus dirinya sendiri dan dianggap tidak mampu menjaga diri sebagaimana seorang lelaki.
Apakah ini sebuah perintah dari Tuhannya ? Lantas Tuhan macam apa yang memperlakukan ciptaan-Nya dengan cara yang tidak manusiawi seperti ini yang kemudian semuanya diatasnamakan sebagai “Kemuliaan Perempuan” ?!
Bila hanya dengan jalan seperti itulah sebuah kemuliaan dapat dicapai oleh seorang perempuan dan bila hal itu dikatakan sebagai perintah Tuhan….. Sungguh…. saya tidak akan mempertuhankan sosok yang biadab dan melecehkan perempuan, dan saya lebih memilih untuk menjadi “Perempuan Terkutuk” yang merdeka.
Anonim said:
Merdekalah dg tak usah punya perasaan terkutuk. Kehidupan ada ditangan kamu sepenuhnya. Jangan biarkan dogma Arab merantai kamu. ( Kim Hook )
SukaSuka
Anonim said:
Pertama2 saya ingin berterima kasih kepada penulis Lila See untuk tulisannya yg simple tapi sangat mengigit. Hati saya miris melihat nasib kaum perempuan di Indonesia. Jelas sekali hasil perjuangan perempuan dan sebahagian lelaki Indonesia semenjak kemerdekaan, kini perlahan tapi pasti akan diputar balik kembali atas nama Tuhan. Ketika saya bertemu dgn teman2 dari negara2 lain, beberapa diantaranya sangat surprise ketika saya dengan bangganya bercerita kalau perempuan di Indonesia dapat menikmati pendidikan tinggi dan menduduki posisi2 utama di bidang pemeritahan,university, medical professions, bisnis dll. Sekarang semakin banyak kaum lelaki atas nama “cinta” dan tentunya Tuhan berusaha untuk memperbodoh perempuan. Yang lebih miris lagi sebagian besar dari kaumku perempuan, karena iming2 “surga” berbondong2 mengikuti sekaligus mengajak teman, keluarga dan pasti anak2 perempuannya juga. Mau dibawa kemana bangsa ini kalau separuh sumber daya manusianya mau dijadikan ” human reproductive machine” dan “man’s free servants (slaves)” only. Apa yang mau diharapkan dari budaya yang bangga dengan memiliki banyak perempuan bodoh yang hidupnya tergantung penuh dari belas kasihan lelaki. Salam dari another “perempuan terkutuk, tetapi merdeka”.
SukaSuka
Anonim said:
Mbak Lila Zee, orangtua yang mbak ceritakan ini bukan hanya melecehkan perempuan. Ia juga telah menghina lelaki, seakan-akan kami lelaki ini cuma makhluk rendah seperti dirinya yang langsung mikirin seks saja kalau melihat perempuan. Emangnye kite lalaki apaan? Idiih, … jijai deh ah !! /tb
SukaSuka
Anonim said:
Maka… wahai saudara-saudaraku kaum Muslimah Indonesia, lawanlah arabisasi-via jilbablisasi- dengan melepas jilbab, atau tetap menolak mengenakan jilbab — seperti saya. Sekali anda berjilbab, anda dan generasi anda secara pelan-pelan akan digerogoti ideologi arab yang supremacist dan penindas. Lihatlah foto-foto wanita-wanita Indonesia mulai 10 tahun kebelakang: cantik, alami, sangat toleran, dan tidak ngarab.
SukaSuka
Anonim said:
Versi Islam perempuan itu sbb., 1. Mayoritas penghuni neraka. 2. hak 1/2 dari kaum lelaki menurut sariat islam ; dalam hak warisan, sebagai saksi dalam hukum sariat. 3. boleh di-poligami 4. tidak ada janji 72 perjaka ting-ting di sorga. 4. boleh dipukul perlahan (versi terjemahan indonesia) atau pukul normal (versi arab asli) oleh suami kalau tidak menurut perkataannya atau menolak. 5. tidak boleh mempunyai kegiatan sbg insan normal dlm era modern ; dilarang nyetir (arab saudi), dilarang sekolah (taleban), dilarang berada satu ruangan / lingkup dengan lelaki yang bukan muhrim. kalau terpaksa maka si perempuan harus memberi ASI / menyusui si lelaki agar sah (si lelaki akan menjadi anggota keluarga, contoh fatwa dari ulama arab saudi). 6. dilarang tampil depan publik tanpa jilbab (versi umum), burqa (versi taliban / arab saudi, bbrp negara arab lainnya). 7. banyak lagi dah pokoknya. Boleh cek google, quran masing2, hadis (baik yang “shahih” maupun “tidak shahih”), buku2 islam, abubakar basir, ayatullah2, dsb. Selamat mengecek kalau meragukan keterangan diatas.
SukaSuka
Anonim said:
Tambahan lagi nasib perempuan versi islam, Kalau sempat terperkosa oleh lelaki2 hidung belang, tanpa saksi jumlahnya 4 orang (catatan : perempuan hitungannya 1/2 orang) maka sialnya yang terperkosa. Ini menurut hukum sariat islam lho bukan karangan. Silakan cek google, quran, dsb.
SukaSuka
Anonim said:
Kemarin saya dan keluarga menghadiri acara “Indonesian Night” yang diadakan KBRI. Saya sampai terharu melihat para penari Indonesia dengan berbagai kostum daerah mempersembahkan tarian yg sangat menawan. Sebahagian penarinya lelaki. Terlintas dibenak saya, kalau mayoritas perempuan indonesia harus berjilbab dan memakai jubah ala arab, pasti punahlah semua kekayaan budaya kita ini. Kenapa bangsa ini selalu tak percaya diri dan mudahnya dipengaruhi oleh budaya lain yang sayangnya tidaklah lebih baik malahan lebih terbelakang. Salam.
SukaSuka
Anonim said:
Kalu sudah lulus SLTA, mestinya sudah dewasa, apalagi memakai jilbab, masih takut pergaulan laki-laki dan perempuan, memang agak berlebihan. Perdebatan tentang apakah aurat itu sudah cukup panjang. Selama belum ada kesepahaman tentang batas aurat, selama itu pula perdebatan tentang jilbab tidak akan berhenti.
SukaSuka
Anonim said:
“Aku kemarin tiba diBandara cengkareng, banyak orang2 berwajah timur tengah, diantara mereka ada bbrp wanita berkerudung hitam sampai menutupi mata atas dan mata kaki(maaf)ala ninja, melintas pertanyaan dalam hati; bagaimana cara wanita2 itu melewati pos imigrasi? apakah cadar mereka dilepas dahulu untuk mencocokan wajah dgn photo di-passport? rasanya tak mungkin karena jika itu dilakukan maka akan terjadi protes berlebihan, sptnya negara kita beresiko mendatangkan manusia2 yg tidak jelas. Baidewei utk Lila Zee; wajah kamu cantik dan manis,jangan kamu tutupi karena kecantikanadalah karunia Tuhan, bila ada pria yg melecehkan; gak usah refot2; lapor aja kePolisi.”
SukaSuka
Anonim said:
betapa repot dan risih jadi perempuan di negara2 islam. bangsaku, perempuan2 bangsaku, juga lelaki2 bangsaku, cintailah negara kita Indonesia dan budayanya, dibanding mencintai negara Arab penindas hak wanita dan budaya Arab yang tidak dapat disejajarkan dengan kekayaan budaya bangsa kita.
SukaSuka
Anonim said:
Secara naluri, jilbab akan mendatangkan ketenteraman dan kesucian. Lihatlah Mother Teresa pemenang Hadiah Nobel 1979 dan para suster Katholik lainnya, untuk mencapai kesucian beliau memakai jilbab.
SukaSuka
Anonim said:
yang ngomongin korelasi jilbab dan naluri … ada hasil penelitiannya? jangan asbun dulu ya ..
SukaSuka
Anonim said:
@11/11 jilbab; “Sebelum ikut komentar, perluas dahulu pengetahuan anda, cwapeek dweeh.”
SukaSuka
Anonim said:
@11: halal juga ya jilat pantat kafir utk membenarkan asumsi konyol mu itu 😦
SukaSuka