Seorang Nasrani menulis su-rel pada saya dengan nada kesal :

Bung Lutfi, kalau anda memang seorang doctor dalam kajian islam yang bla..bla.. bla.. , please deh seharusnya anda stick to your own business, jangan sok tahu ttg agama orang lain. Bukti bahwa bangsa Israel tetap ada sampai sekarang berarti memang Tuhan menyertai mereka seperti yang tertulis dalam Alkitab.

Saya jawab saja:

Ahhhh… saya tahu apa yang ada dibenak anda dan orang-orang sejenis anda. Kalian kecewa pada saya. Titik. Banyak orang non-muslim minta di add-friend karena merasa senang melihat islam ditelanjangi, padahal waktu mereka baca tulisan saya, ternyata yg ditelanjangi itu bukan hanya islam, tapi Kristen dan yahudi juga.

Untuk diketahui oleh anda, saya tidak anti agama manapun. Dan saya tidak membenci siapapun. Saya hanya tidak suka ketidakjujuran dan irrasionalitas. Saya hanya ingin kita jujur dengan intelektualitas kita. Kita menempatkan mitos sebagai mitos, pesan moral sebagai pesan moral.

Bahwa saya katakan kejadian dari adam sampai musa atau sampai yosua itu mitos alias sahibul ngibul hikayat, sebenarnya sudah lama dikibar-kibarkan oleh para ahli kalam di agama anda. Anda saja yang kekeh dengan romantisme agama sendiri.

Tidak kurang dari seorang teolog protestan yang bernama Rudolph Bultmann, yang gigih memperjuangkan bahwa menjadi seorang beriman, dalam hal ini Kristen, tidak berarti musti menelan mentah2 tentang adanya surga dan neraka, kelahiran dari perawan, kebangkitan dan kenaikan ke surga. Semua itu cuman bingkai cerita.

Bultmann bilang bahwa tugas teologi itu bukan membeo apa yang dikatakan orang terdahulu ttg cerita2 di sekitar api unggun yang dilakukan oleh nenek moyang iman di padang gurun sana. Tugas teologia adalah memisahkan susu dari buih, yang artinya membedah cerita2 tersebut dan mencari tahu apa pesan inti dari cerita2 tersebut, bukannya membabi buta mempercayai adanya adam – hawa, kejatuhan dalam dosa, dibelahnya laut teberau, yusuf ditelan ikan besar, yesus naik ke surga dsb.

Kalau seorang yang rasional, demi mengikuti agamanya musti tetep mempercayai kejadian2 itu sebagai historis berarti, berarti dia harus menyalibkan intelektualitasnya untuk kesekian kalinya. Begitulah kata Bultmann. Kalau di islam saya bilang demi dogma kita harus menyunat intelektualitas kita untuk kesekian kalinya….sampai bonggol-bonggolnya.

Coba saya tanya anda, apa keuntungannya bagi anda kalau yesus itu lahir dari perawan mariam? Apa keuntungannya kalau yesus membuat mukjizat dari 5 roti dan 2 ikan menjadi berlipat2 sampai bisa mengenyangkan 5000 laki2 saja, belum termasuk perempuan dan anak2?

Apakah dengan percaya hal2 demikian memberi perbedaan bagi dunia ini?

Ingat bahwa kelaparan dan kemiskinan di afrika juga terjadi di daerah2 yang mayoritasnya Kristen, dan tidak pernah ada mujizat penambahan roti di sana. Yang mati, ya mati saja.

Percaya bahwa bani Israel pernah diselamatkan dari mesir dan allah menulahkan kematian pada anak sulung di mesir, tidak menghapus fakta bahwa jutaan bangsa yahudi dibunuh oleh Hitler dalam kejadian Holocaust. Kemanakah yehowah tuhan bangsa Israel sang pengirim tulah?

Tuhan yang membangkitkan yesus, ternyata tidak membangkitkan satu juta orang Kristen ortodoks Armenia yang digenoside oleh tentara islam Turki.

Bukan karena percaya ini dan itu yang membuat hidup ini bernilai, mas, tapi bagaimana menjalani hidup ini dengan mengisinya lewat hal2 positif untuk diri kita, keluarga, sesama dan semesta alam, disitulah hidup kita ini bernilai.

Percaya yesus pernah begini dan begitu atau Muhammad pernah begini dan begitu, tidak memberi nilai apa2 bagi manusia selain menambah keegoan saja.

Teologi Cerita , Mitos kontra Mitos

Ketika anda, dan semua pembaca SK yang budiman, membaca dan memahamai kitab ‘suci’ , saya ingin anda sekalian diterangi pemahaman ini; bahwa bible itu, dan semua kitab suci termasuk alquran, bukan catatan jurnalistik yang menceritakan suatu kejadian secara obyektif,cepat, tajam, dan terpercaya – langsung dari TKP. Namun pandangan sepihak dari pihak-pihak tertentu yang tengah mencoba mengkomunikasikan kepercayaannya lewat cerita2 tertentu dalam perspektif tertentu.

Cerita-cerita tsb dibuat sedemikian rupa sebagai bingkai untuk memuat isi dan pesan2 dari keyakinanan mereka. Tujuan mereka bukanlah agar si pembaca mempercayai bingkai ceritanya, melainkan pesan terdalam dari suatu paham <span>menurut versi mereka sendiri. Coba anda perhatikan kata2 yang sy garis bawahi.

Sama seperti kapsul yang diisi obat. Kapsul itu sendiri bisa diganti-ganti warnanya, bentuknya dan bahan pembuatannya, yang membuat kapsul itu bernilai adalah isi di dalam kapsul itu.

Nah kapsul itu adalah cerita2, dan isi kapsul itu adalah pesan 2 tertentu dari si pembuat kapsul.

Metoda inilah yang dalam kalamullah Kristen disebut teologi cerita. Kenapa lewat cerita?

Lha emang lewat apaan lagi kalau bukan cerita? Apa anda pikir orang jaman dulu tahu tentang metodologi penulisan berstandar akademis? Apa mereka musti pake risalah, bibligraphi, refleksi teologis, riset2 rumit buat orang2 yang kurang terdidik? Please deh be realistic.

Lewat cerita2 yang bisa ditambah dan dikurangi, dibentuk ulang dan direinterpretasi, mereka memasukan pesan2 kemanusian dan harapan2 kepada generasi sejaman dan generasi2 mendatang.

Kebathinan manusia yang resah dan selalu mencari, merasa terasing dalam alam semesta yang tak bertuan, merasa terancam dan ketakutan, merindukan kelepasan dan pembebasan dari masalah2 ekonomi, politik adalah tema2 umum yang kita dapati dalam cerita2 itu.

Coba anda benar2 perhatikan bahwa cerita2 tentang yesus sebenarnya diambil dari cerita2 kitab terdahulu dimana manusia yesus itu dijadikan sama dengan pengalaman kemanusiaan para tokoh iman bangsa yahudi.

– Adam tidak berayah – yesus bukan anak biologis dari yusuf, tapi dari ruh kudus.

– Kelahiran bayi Musa berada di bawah ancaman firaun – begitu pula dgn kelahiran yesus.

– Bangsa israil di bawa ke mesir sebelum dikembalikan ke kanaan – begitu pula yesus dilarikan ke mesir sebelum kembali ke galilea.

– Semuil dibawa ke baitullah dan tuhan mulai berbicara kepadanya ketika masih berumur 12 tahun – begitu pula yesus dibawa kebaitulah dan berdebat dgn para ahli2 torat ketika berumur 12 tahun.

– Nabi elias membangkitkan anak seorang janda yang mati – begitu pula yesus membangkitkan anak jendral rumawi yang mati.

– Nabi elias menyembuhkan seorang yang kusta – begitu pula yesus menyembuhkan orang kusta.

– Musa menurunkan roti dan daging burung puyuh dari langit – yesus membuat membuat muzizat roti dan ikan untuk 5000 orang.

– Musa mengeluarkan air dari batu – Yesus melakukan mujizat air anggur dari air biasa.

– Musa membelah laut – Yesus berjalan di atas air.

– Musa dan elia ketika mati diangkat ke surga – begitu pula yesus naik ke surga.

Dan yang terakhir ini ditiru dalam cerita2 islam sebagai isra dan miraj. Eksodusnya bani Israel adalah hijrahnya nabi Muhammad dan kaumnya, tafakurnya di gua hira adalah kisah parallel dari cerita bertemunya musa dengan tuhan di padang gurun. Semua kisah ini tidak akan anda pahami sampai anda keluar dari cangkang (eksoteris) dan masuk menuju esensinya (esitoris).

Can’t you see the point? Apa anda pikir Yesus benar2 melakukan ini dan itu? Tidak.

Kehidupan kebatinan manusia yesus itu dijadikan bingkai cerita dimana mitos2 lama ditumbangkan oleh mitos2 baru.

Inti dari kisah2 tersebut bukan percaya pada kejadian ini dan itu sebagai kejadian factual, namun sebagai bahan2 perenungan dimana si perenung dibawa pada suatu keyakinan bahwa ada jawaban dari setiap kegundahan bathin manusia, ada suatu jawaban dibalik segala kepelikan dan penderitaan manusia. Bahwa orang baik diharapkan akan mampu melewati semua permasalahan hidup, lengkap dengan kegagalan dan kemenangannya. Dalam yesus bentukan cerita2 itu, anda, saya dan seluruh manusia ikut ambil bagian. Itulah pesan inti mistis dari kisah kehidupan yesus.

Ada banyak hal yang luar biasa dari manusia historis yesus, yang bisa kita tiru.

– Dalam kungkungan budaya yahudi yang patriakal Yesus malah memilih maryam jadi sokoguru di padepokannya. Kelak, atas pengaruh petrus, yakobus dan paulus yang male chauvinistik, maryam malah dikerdilkan perannya, distigmatisasi sebagai pelacur yang bertobat. Sehingga nama maryam Magdalena sukar untuk dipulihkan lagi dan kepemimpinan gereja berada dalam genggaman laki-laki. Ini bener2 keterlaluan.

-Dulu di baitullah sulaiman, orang buta dan orang pincang tidak boleh masuk. Justru oleh yesus orang buta dan orang pincang di bawa ke baitullah untuk disembuhkan (terlepas dari benar atau tidaknya mereka jadi sembuh). Inilah pemberontakan yesus terhadap institusi dan dogma agama yang tidak manusiawi.

Dan masih banyak perjuangan yesus yang luar biasa yang bs kita ambil semangatnya dalam komunitas kita sehari2 terlepas dari kekurangan dan kelebihan manusia yesus sbg seorang yahudi galilea abad 1 masehi.

Namun manusia yesus yang berkarisma luar biasa itu dikerdilkan oleh orang2 seperti anda sendiri. Anda senang yesus itu disalib terus menerus untuk bisa dikenang dan dipuja. Diisap-isap kayak candu tiap hari hanya untuk mempertebal dinding romantisme agama anda sendiri. Entar kalau anda ketemu orang yang jujur kayak saya, neurosis deh anda jadinya, sambil bilang ‘back to bible. Back to bible’. Padahal intinya – gua gak mau tau, gua takut apa yang gua dulu percayai sebenarnya nggak terbukti benar.

Seharusnya ‘ yesus ’ itu dibebaskan berkreasi dalam pikiran anda, untuk memberi nilai luhur atas kemanusiaan dalam jangkauan praksis kehidupan anda sehari-hari.

Keselamatan itu tidak datang dari mempercayai ini dan itu, tapi mengambil bagian dalam sebuah kegerakan untuk meninggikan nilai-nilai kemanusiaan.

Pasti anda tahu bahwa isa pernah mengatakan, ‘anak manusia adalah tuhan atas hari sabbat’. Itu artinya manusia itu tuhan, gusti, master atas aturan2 agama. Agama dibuat oleh manusia dan untuk manusia (kalau anda mau mempercayainya agama tsb loh), bukan sebaliknya manusia jadi budak untuk agamanya.

Karena dogma agamalah kita menjadi buruk sangka terhadap orang lain. Kegerakan agama2 di Indonesia hanya mempertebal dinding2 pemisah yang menciptakan bipolar yang ekstrim:

–  Mayoritas vs. minoritas, Mukmin vs. kafir, Saya vs. kamu,Kami vs. kalian, Kita vs mereka.

Padahal dalam note saya yang lalu saya sdh jelaskan, sumber dari agama yahudi, Kristen dan islam itu ternyata mitos yang dibuat oleh bangsa-bangsa kanaan. Kenapa tidak ada nabi2 yang sadar bahwa cerita2 itu ternyata hanya mitos? Bukankah katanya nabi2 ini memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, yang hubungannya dengan tuhan begitu dekat? Kenapa tuhan atau jibril tidak pernah bilang bahwa cerita2 itu palsu?

Jawabanya karena tuhan, jibril, dsb hanyalah agen mitologis dari suatu kesadaran intuitif manusia itu sendiri yang dibentuk oleh worldview suatu budaya tertentu. Dan yang namanya kesadaran – juga berada dalam kawasan intelektualitas ketika kita mencoba untuk mengkomunikasikannya. Spectrum dialektika anda dan saya berbeda, sehingga apa yang bagi saya mudah untuk diterima oleh akal budi, mungkin bagi anda masih sukar. Ya tidak apa-apa, semua orang sedang dalam tahap berkesadaran yang berkelanjutan, on going process.

Atau sederhananya gini saja…

– Kenapa ada ribuan sekte dalam agama Kristen dan mereka tidak sepakat satu dan lain hal?

– Kenapa sunni dan syiah tidak pernah akur?

Seharusnya kalau memang ada tuhan yang satu, kita berharap tuhan itu bersabda kepada setiap orang begini dan begitu, bahwa yang benar ini dan itu, sehingga tuntaslah kebenaran itu dan manusia tidak perlu berdebat. Kenapa hal ini tidak pernah terjadi?

Jawabannya : karena tuhan itu cuman konsep, suatu idea ttg yang benar dan salah, abstraksi dari rasa takut dan pengharapan akan rasa aman dan keterjaminan. Dan wadah dimana idea itu dipelihara , yaitu agama hanyalah ideology. Dus , yang namanya ideology, anda bisa menambahkan, mengurangkan, menafsirkan ulang seturut dengan kapasitas berpikir anda, berdasarkan dialektika material yang mengelilingi anda. Itulah kenapa agama itu banyak.

Ada yg bilang tuhan itu tidak ada, ada yang bilang tuhan itu cuman satu, sendirian kayak lone ranger, ada yang bilang tuhan itu tiga pribadi dan satu hakekat. Ah itu semua lucu. Gak logis. Buat saya yang bener:

Tuhan itu ada sebanyak mereka yang memikirkannya,

Mengertikah anda, mas?

Oh ya, saya bukan pro Israel, saya bukan pro palestina,

Saya pro pada kehidupan dan pro pada perdamaian.

Dengan menelanjangi sumber ketiga agama besar ini, saya ingin kita di Indonesia, tidak terbawa-bawa secara emosi mendukung ataupun membenci suatu kaum. Karena ternyata klaim2 semangat ‘persaudaraan’ dalam keagamaan itu begitu rapuh,irrasional, dan hanya berdiri di atas mitos alias sahibul ngibul hikayat.

Satu nyawa orang yahudi sama berharganya dengan satu nyawa orang palestina, orang sudan, orang rusia, amerika dsb.

Akhirul kata, sebagai hadiah untuk anda, saya ingin kembali pada topic ‘kesadaran’.

Kalau tuhan itu masuk dalam kawasan kesadaran,dan kesadaran itu ketika dikomunikasikan membutuhkan intelektualitas, jadi bagaimana kesadaran itu bisa dijelaskan?

Kesadaran itu tidak perlu dijelaskan, cukup anda rasakan dalam diam dalam hening.

Dalam keheningan -rasakan dan hayati bahwa kita semua sama, segala bentuk kehidupan, berasal dari sumber yang sama, telanjang dari semua label pembeda yang dibebankan kepada kita sejak lahir, entah itu ras, agama, status social, dsb.

Dalam keheningan ini rasakan masuk dan keluarnya nafas, sadari betapa berartinya momen kini dan disini.

Sadari bahwa anda itu tuhan atas hari sabath, tuhan atas segala aturan agama.

Jika yesus yang adalah manusia biasa itu tuhan, maka semua manusia, termasuk anda dan saya dan para pembaca fb lainnya, berpotensi menjadi tuhan.

Dalam kesadaran yang sedemikian- suatu saat – maka terrealisasilah ‘tidak ada anda, tidak ada saya, tidak ada yesus, tidak ada tuhan, tidak ada diri lain lagi selain kesadaran yang tak berbatas. Kesadaran yg hanya bisa dirasa. Dirasa oleh siapa? Oleh sang kesadaran itu sendiri. Seru sekalian alam