Tag

 Sebenarnya adalah amat tabu bagi saya untuk memamerkan self portrait di manapun termasuk di Superkoran. Tidak ada keinginan barang satu ion pun untuk dikenal orang. Anda boleh berlomba lomba untuk memajang foto terbaik di Superkoran atau di Facebook. Biarlah Habe dalam kemanisannya yang misterius  tetap hidup anonim, menjadi penulis tanpa wajah.

 

Tapi baru baru ini pikiran saya sedikit berubah.Setelah begitu banyak yang menantang saya untuk memamerkan foto dan menyebut saya seorang narsis pengecut seperti komentar seseorang di bawah :

"Kurangi sikap narsis yang berlebihan. Habe kelihatan narsis tapi pantang pasang fotonya sendiri. Tanggung dan kurang jantan. Cuma berani bicara melulu tapi takut tanggung jawab"

Maka saya merasa tertantang untuk membela kaum narsis yang banyak disalah kaprahi, dianggap sebagai penyimpangan psikis gara gara ilmuwan sekaligus drug user dari Austria bernama Sigmund Freud. Pelopor ilmu psikonalistik yang membuat narsisme, yang pada dasarnya adalah sesuatu yang natural,( mayoritas anda menyukai dirinya sendiri dalam takaran yang  tentu berbeda beda ) menjadi sebuah statement ilmiah yang menggelikan seperti defenisi narsisme di Merriam-Webster Medical Dictionary

Main Entry: nar·cis·sism Pronunciation: ˈnär-sə-ˌsiz-əm Function: noun
1 : love of or sexual desire for one's own body 2 : the state or stage of development in psychoanalytic theory in which there is considerable erotic interest in one's own body and ego and which in abnormal forms persists through fixation or reappears through regression

Atau seperti defenisi menurut Healthy Place-Americas Mental Health Channel :

A pattern of traits and behaviors which signify infatuation and obsession with one's self to the exclusion of all others and the egotistic and ruthless pursuit of one's gratification, dominance and ambition.

Yang mengakibatkan kaum narsis seperti saya dan mungkin juga sebagian dari anda memiliki ciri ciri negative seperti asosial, pembohong patologis, egoistic, reckless behaviors,obsesif, cenderung cruel,keras kepala,tidak peka, merasa paling penting dan sangat selfsentris.

Berhadapan dengan tuduhan bahwa kaum narsis adalah kaum yang memiliki mental atau personality disorder, maka saya Habe yang terbiasa memaklumkan dengan humble sebagai cowok Indonesia termanis se Las Vegas ( jumlah orang Indonesia di sini mungkin kurang dari 200, sebagian besar tua-tua ) akan mengadakan revolt dengan pledoi membela narsisme plus mempraperdatakan  balik para sampeyan-antinarsisme-tukang tuduh asal asalan yang tidak memilki basic pengetahuan yang cukup dan minim tanggung jawab.

My friend, seorang naris seperti saya bukanlah seperti  tokoh Dorian Gray di bukunya Oscar Wilde. Saya tidak pernah tertarik untuk menyetubuhi diri sendiri. Saya bukanlah Boy George yang cuma bisa mencintai seorang "perempuan" yang ada didirinya sendiri. Saya tidak pernah mengakui sebagai seorang mesiah seperti Obama. Hati saya gampang cair terhadap kesusahan orang lain. Saya tidak egois dan pelit seperti kebanyakan orang padang (Habe adalah satu dari 0.00001% orang minang yang dermawan)

Saya juga tidak pelit untuk memuji kelebihan orang. Saya akan minta maaf jika menyadari telah melakukan kesalahan. Saya tidak pernah terlambat bangun dan setiap bangun  pagi dan melihat diri di kaca, saya selalu menyukuri ciptaan sang maha kuasa atas kreasi dia yang begitu manis seperti buah delima, apalagi senyumnya. Yup saya memang rada sableng tapi saya bukanlah Wiro.
Saya jauh lebih tampan dari Amin Rais, itu jelas.
Saya tidak setua Jusfiq atau fosil dinosaurus.
Dan walaupun telah murtad saya masih menghargai orang yang rajin sholat ( mat kopling ngga sembayang magrib? ) Memberi simpati pada Romo Bambang. Saya tidak pernah merasa lebih pintar dari lawan bicara asal dia  humble dan tidak arogan.Dan sampai saat ini masih percaya dan kalau anda bersedia jujur bakalan ikutan percaya bahwa semakin tua saya semakin manis…hahaha ( cmon, just say it! )

Lalu saya mau tanya apa kesalahan seorang narsis seperti Habe ini? Anda mau cari kekurangan yang mana lagi? Jika narsis artinya mencintai diri yang berlebihan, itu lebih baik dari mencintai orang lain dengan berlebihan. (yang pertama tidak pernah membuat anda ingin bunuh diri seperti yang kedua). Tanpa mencintai diri sendiri, anda akan gagal mencintai orang lain secara sehat. Tanpa dicampuri dengan takaran minim egoisme, altruisme itu adalah sebuah kesintingan yang tidak masuk akal. Tanpa narsisme, nasib buruk akan menyertai setiap langkah anda mendekati seorang perempuan lantaran anda tidak PD dan tidak memiliki sisi menarik. Anda tidak bisa berdiri diatas mimbar tanpa ada sifat narsis dengan mengelabui jemaah berpura pura santun dan santri ( AA Gym ). Anda malu untuk di- foto lantaran anda adalah anarsis-sifat buruk anda yang tidak menghargai kaya Tuhan itu bisa membuat nasib anda berakhir tragis di neraka.

Sedangkan seorang narsis jelas masih memiliki kesempatan besar untuk masuk surga. Seperti saya contohnya…

well,anda pilih mana sekarang?

March 2, 2009

Habe